Stimuli pemasaran adalah bentuk komunikasi atau stimulus fisik untuk mempengaruhi konsumen.
- Stimuli Primer (intrinsik) merupakan produk dan unsur-unsurnya, yakni kemasan, isi, ciri-ciri fisik produk.
- Stimuli Sekunder (ekstrinsik) adalah komunikasi yang dirancang untuk mempengaruhi perilaku konsumen,
baik dalam bentuk kata-kata, gambar, dan pencitraan atau dalam bentuk stimuli lain yang berkaitan dengan produk, misalnya harga, display toko, dan efek wiraniaga.
Sehingga melalui stimuli tersebut terbentuk persepsi konsumen mengenai produk tersebut.
B. Karakterisktik Stimulus yang Mempengaruhi Persepsi
Karakteristik yang memepengaruhi persepsi ada 2, yaitu:
1. Unsur Indrawi, terdiri dari:
- Warna: memiliki konotasi indrawi yang penting. Satu penelitian menguji satu merek deodorant roll-on yang dikemas dalam tiga tabung dengan warna yang berbeda. Kebanyakan konsumen yang dijadikan responden menyimpulakn produk berwarna tertentu cepat mengering dan efektif, produk kedua dengan warna yang berbeda memiliki aroma yang kuat, produk yang ketiga dengan warna yang lain tidak efektif dan menimbulkan iritasi. Ini terjadi karena faktor perbedaan warna.
- Rasa: dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap merek. Ketika PepsiCo meluncurkan Crystal Pepsi untuk memenuhi selera konsumen yang menyukai rasa alami dan ringan, dengan cepat mereka mampu mendapatkan 2% bagian pasar minuman ringan. Namun tidak lama kemudian merosot. Kenapa? Karena ternyata konsumen berharap rasanya akan seperti Pepsi Reguler, padahal Crystal jelas rasanya lebih ringan. Keadaan ini diperparah dengan masalah warna. Sebagian besar konsumen mengasosiasikan kejernihan dengan alami dan sehat, namun konsumen lain mengasosiasikan dengan air biasa. Tanpa identifikasi merek, pengalaman rasa konsumen bisa berbeda total. Hal ini pernah dialami oleh Coca-Cola, ketika meluncurkan New Coke. Uji rasa menunjukkan bahwa New Coke lebih unggul dari merek asilnya. Waktu perusahaan berkeinginan untuk mengganti formula itu, tantangan konsumen begitu hebatnya sehingga memaksa mereka mengembalikan ke aslinya menjadi Coca-Cola Classic. Asosiasi kuat dengan sebuah merek yang menancap dalam benak konsumen ternyata jauh melebihi faktor rasa.
- Bau: terutama menjadi penting bagi produk-produk kosmetik dan makanan. Sebuah penelitian dilakukan dengan memberikan aroma yang berbeda pada kertas tisu muka yang identik. Hasilnya, konsumen mempersepsikan satu tisu lebih elegan dan mahal sementara tisu yang lain lebih cocok untuk dipakai didapur. Hal ini juga berlaku dalam pembelian mobil. Dealer biasanya akan menyemprotkan parfum dalam mobil sehingga mobil nampak “baru“.
- Bunyi: merupakan stimulus indrawi yang penting. Beberapa iklan produk untuk kalangan menengah kebawah di Indonesia diberikan back-sound musik dangdut, sementara itu untuk produk yang ditujukan untuk kalangan atas diiringi musik klasik. Namun demikian pemasar harus hati-hati dan melakukan test terlebih dahulu untuk memastikan jenis musik tertentu memang dapat menciptakan asosiasi positif terhadap merek.
- Raba: sentuhan terhadap produk-produk tertentu juga dapat mempengaruhi persepsi konsumen. Misalnya untuk produk kertas, atribut yang diinginkan konsumen adalah kehalusan. Konsumen biasa menilai kualitas produk tekstil, pakaian, karpet, furnitur dengan merabanya. Kehalusan mengindikasikan kualitas.
2. Unsur Struktural
Sejumlah temuan tentang elemen struktural yang kemudian diterapkan dalam iklan cetak telah banyak diterbitkan dalam bentuk penelitian. Misalnya:
- Makin besar ukuran iklan, makin besar kemungkinannya diperhatikan.
- Posisi 10 halaman pertama majalah atau bagian atas halaman cetak lebih menarik perhatian.
- Kontras misalnya, gambar produk dengan latar belakang putih- cenderung lebih menarik perhatian
- Kebaruan juga mampu manarik perhatian
C. Karakteristisk Konsumen yang Mempengaruhi Persepsi
Ada dua nkarakteristik penting yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap stimuli, yaitu:
1. Kemampuan membedakan stimuli merupakan hal yang dapat dipelajari.
Umumnya konsumen yang loyal akan lebih mampu mengenali perbedaan-perbedaan kecil dalam karakteristik produk berbagai merek.
2. Kemampuan menggeneralisai dari stimulus ke stimulus lainnya
Secara umum, kemampuan konsumen untuk membedakan ciri-ciri indrawi seperti rasa dan perabaan bisa dikatakan sangat rendah. Oleh karena itu pemasar lebih banyak menggunakan media, dalam hal ini iklan, untuk menegaskan diferensiasi merek yang tidak bisa dicerminkan hanya oleh ciri-ciri fisik produk semata. Iklan berperan penting dalam menciptakan brand image. D. Proses Persepsi
Menurut Sunaryo (2004) persepsi melewati tiga proses, yaitu :
Sejalan dengan hal itu Bimo Walgito (2002) mengemukakan proses-proses terjadinya persepsi :
- Proses fisik (kealaman) — Objek è Stimulus è reseptor atau alat indera
- Proses fisiologis — Stimulus è saraf sensoris è otak
- Proses psikologis — proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima
Sejalan dengan hal itu Bimo Walgito (2002) mengemukakan proses-proses terjadinya persepsi :
1) Suatu obyek atau sasaran menimbulkan stimulus, selanjutnya stimulus tersebut ditangkap oleh alat indera. Proses ini berlangsung secara alami dan berkaitan dengan segi fisik. Proses tersebut dinamakan proses kealaman,
2) Stimulus suatu obyek yang diterima oleh alat indera, kemudian disalurkan ke otak melalui syaraf sensoris. Proses pentransferan stimulus ke otak disebut proses psikologis, yaitu berfungsinya alat indera secara normal,
3) Otak selanjutnya memproses stimulus hingga individu menyadari obyek yang diterima oleh alat inderanya. Proses ini juga disebut proses psikologis. Dalam hal ini terjadilah adanya proses persepsi yaitu suatu proses di mana individu mengetahui dan menyadari suatu obyek berdasarkan stimulus yang mengenai alat inderanya.
Kemudian secara lebih detail Gibson (1990) berpendapat mengenai proses terjadinyapersepsi yaitu mencakup penerimaan stimulus (inputs),pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.
E. Peran Ekspektasi pada Persepsi
Ekspektasi berperan untuk mencapai tingkat kepuasan, apakah seberapa besar tingkat ekspektasi konsumen terhadap persepsi konsumen.
G. Semiotis
Semiotik biasanya didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory [semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki] ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia.
G. Inferensi Perseptual
Perseptual adalah kemampuan memahami dan menginterprestasikan informasi sensori atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna yang diterima oleh panca indera.
Secara garis besar ada tiga proses aktivitas perseptual yang perlu dipahami, yakni:
- Sensasi
adalah peristiwa penerimaan informasi oleh indra penerima (sensroty reseptors). Sensasi berlangsung di saat terjadi kontak antara informasi dengan indra penerima. Dengan demikian, dalam sensasi terjadi proses deteksi informasi secara indrawi. Sebagai misal, sensasi pendengaran terjadi di saat ada gelombang-gelombang udara yang bergetar diterima oleh telinga sebelah luar dan diteruskanke bagian dalam syaraf pendengaran.
-Persepsi
adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi. Misalnya, orang menjadi tahu kalau suara yang didengarnya itu adalah suara musik, suara mobil, suara binatang, dan sejenisnya. Dalam prosesnya, sensasi dan persepsi itu mungkin sulit untuk dipisahkan. Artinya, kedua proses itu merupakan sesuatu yang berlangsung secara bersamaan.
- Atensi
mengacu kepada selektivitas persepsi. Dengan atensi, kesadaran seseorang bisa hanya tertuju kepada suatu objek atau informasi dengan mengabaikan objek-objek lainnya.
H. Implikasi Pemasaran dan Inferensi Perseptual
- Konsumen cenderung membentuk citra terhadap merek, toko, dan perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yg diperoleh dr stimuli pemasaran & lingkungan.
- Citra : total persepsi trhdp suatu objek, yg dibentuk dgn memproses informasi dr berbagai sumber setiap waktu.
- Pemasar harus secara konstan mencoba mempengaruhi citra konsumen.
Sumber :
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemasaran_dan_komunikasi/Bab%203.%20Meranc.%20Kom.%20Pemasaran.pdf
http://deddysumardi.wordpress.com/2012/04/09/memahami-proses-terjadinya-persepsi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Semiotika
http://www.slideshare.net/dwie_radet/persepsi-konsumen
http://penyadelia.blogspot.com/2011/12/mata-kuliah-perkembangan-peserta-didik.html
www.gunadarma.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar