Sabtu, 28 Desember 2013

KELAS SOSIAL DAN KELOMPOK STATUS

A. Kelas Sosial dan Status Sosial

Kelas Sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.

Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.

B. Klasifikasi Kelas Sosial


1)   
Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
    - Golongan sangat kaya;
    - Golongan kaya dan;
    - Golongan miskin.
     2)
Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
b. Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi.

Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis
karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis.
Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat,
yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.

    3)
Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b. Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)


C. Kelas Sosial terhadap Maret

Golongan kelas sosial yang terbentuk dalam masyarakat membuat kebutuhan yang dibutuhkan dalam setiap golongan berbeda-beda. Misal: orang golongan miskin, memprioritaskan kebutuhan makan yang mungkin dalam keseharian kebutuhan tersebut tidak selalu didapatnya atau tidak sesuai dengan harapan, maka dari itu kebutuhan mereka yang terpenting adalah kebutuhan pokok untuk bertahan hidup.
Golongan orang menengah sudah mempunyai kebutuhan lain selain kebutuhan pokok, karena penghasilannya yang lebih tinggi dari orang miskin, tentu mereka memiliki keinginan barang sekunder atau mungkin tersier demi mengangkat status sosial mereka juga. Karena mereka tidak ingin disamakan dengan orang miskin, walaupun mereka tidak bisa hidup seperti orang yang sangat kaya. Kebutuhan pokok tetap menjadi priorias utama, namun memiliki keinginan lain (sekunder/tersier) demi mencapai kepuasan dan menunjang kehidupan serta status sosialnya.
Untuk golongan orang yang sangat kaya, yang notabene kebutuhan pokok dan sekunder sudah pasti dapat tepenuhi, mereka biasanya juga memfokuskan pada kebutuhan tersier yaitu kebutuhan akan barang mewah demi menunjang gaya hidup mereka yang serba mewah dan menaikkan ststus sosial. Biasanya kalangan atas (orang kaya) banyak yang berperang dalam gaya hidup dan barang barang mahal, dimana sangat memperhatikan gengsi.

D. Pemasaran untuk Kelas Sosial

Karena kebutuhan yang berbeda-beda dalam setiap golongan, maka pemasar harus bisa menenutkan barang apa yang akan dijual, dan sasaran konsumen yang dibidik serta tempat penjualannya. Tidak mungkin tempat spa mewah berada dilingkungan kumuh (orang miskin), yang dimana mereka tidak membutuhkannya. 
Atau tukang penjual asongan yang berdagang disekitar komplek yang sepi, akan sulit sekali laku karena para penghuni lebih memilih membeli minuman atau rokok di supermarket. 
Untuk itu para marketers harus bisa menyesuaikan dengan lingkungan kelas sosial.




sumber:

http://okayana.blogspot.com/2010/06/kelas-sosial-status-sosial-peranan.html
http://www.organisasi.org/1970/01/arti-definisi-pengertian-status-sosial-kelas-sosial-stratifikasi-diferensiasi-dalam-masyarakat.html





www.gunadarma.ac.id
baak,gunadarma.ac.id

Sabtu, 14 Desember 2013

DINAMIKA KELOMPOK DAN KELOMPOK RUJUKAN

A. Kelompok Rujukan
Kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi komparatif, fungsi normatif dan fungsi perspektif.

B. Keluarga dan Studi Perilaku Konsumen
Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi (perilaku konsumen) adalah penting, tetapi sering diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan, yaitu:
Pertama, banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga.
Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan keluarga, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam berbagai tahap keputusan. 
Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga lain didalam keluarganya. contohnya, anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai oleh orangtuanya

C. Variabel yang Mempengaruhi Pembelian
Ada 4 variabel struktural yang mempengaruhi pembelian dalam keluarga, yaitu:
1. Usia kepala rumah tangga atau keluarga
Usia kepala rumah tangga merupakan variabel yang mempengaruhi pembelian dalam keluarga, dimana sang kepala keluarga yang membuat keputusan dalam keluarga. Kepala keluarga dengan usia matang tentu lebih mengalokasikan pendapatannya ke hal yang lebih untuk mempersiapkan masa depan
2. Status perkawinan
Keperluan seorang yang single dengan yang sudah bersuami/istri tentu berbeda. Karena itu sangat mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Kehadiran anak
Kehadiran anak juga sangat menetukan pengalokasian pendapatan, mungkin bagi yang belum punya anak lebih mengalokasikan pendapatan untuk kepentingan berdua (suami dan istri), namun dengan kehadiran anak maka dana akan dialokasikan untuk anak mereka, dari pakaian, makanan, mainan dan untuk masa depan anak.
4. Status Pekerjaan
Seorang anggota keluarga yang mempunyai pekerjaan tetap tetap akan lebih berani membeli seuatu daripada yang pekerjaannya tidak tetap.

D. Siklus Keluarga Tradisional
Siklus kehidupan keluarga tradisional, yaitu:
1. Tahap sarjana muda : muda, single
2. Pasangan muda yang baru menikah : muda, tidak ada anak
3. Full Nest I : pasangan yang usia pernikahannya masih muda, dan memiliki anak bungsu dibawah 6tahun
4. Full Nest II : pasangan yang usia pernikahannya masih muda dan memiliki anak bungsu usia 6tahun atau lebih
5. Full Nest III : pasangan yang usia pernikahannya lebih tua, dengan anak masih tinggal bersama
6. Empty Nest I : pasangan yang usia pernikahannya lebih tua dengan tanpa anak yang tinggal bersama dan kepala keluarga masih bekerja.
7. Empty Nest II : pasangan yang usia pernikahannya lebih tua dengan tanpa anak yang tinggal bersama mereka dan kepala keluarga pensiun
8. Solitary Survivor I : orang tua tunggal dalam angkatan kerja (orang tua tunggal yang bekerja)
9. Solitary Survivor II : orang tua tunggal yang telah pensiun

E.  Struktur Keluarga dan Rumah Tangga yang Berubah
Keluarga atau rumah tangga dapat mengalami perubahan, yaitu diantaranya:
1. Menikah atau Single
2. Ukuran Rumah Tangga
3. Perkawinan dalam usia lebih lanjut
4. Boom orang single
5. Perceraian
6. Orang-orang single yang hidup bersama
7. Perkawinan kembali

F. Metodelogi Penelitian untuk Studi tentang Keputusan Keluarga
Berikut adalah metode penelitian dalam studi tentang pengambilan keputusan dalam keluarga, yaitu:
1. Kerangka Proses Keputusan
Metodologi proses diberikan oleh Wilkes, yang merasa bahwa pernyataan berikut ini berguna untuk pengaruh keluarga, yaitu:
- Siapa yang bertanggung jawab untuk pengenalan awal?
- Siapa yang bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai alternatif pembelian?
- Siapa yang mengambil keputusan akhir mengenai alternatif mana yang harus dibeli?
- Siapa yang membuat pembelian aktual terhadap produk?
2. Kategori Struktur Peran
kategori struktur peran yang relevan dalam proyel penelitian bergantung pada produk atau jasa yang sedang dipertimbangkan, tetapi dalam banyak kategori produk hanya suami dan istri yang terlibat.
3. Bias Wawancara
Jenis kelamin pewawancara atau pengamat mungkin mempengaruhi peranan yang menurut suami dan istri mereka mainkan dalam situasi pembelian. Untuk mengatasi bias ini harus digunakan kuesioner yang dikerjakan sendiri atau jenis kelamin pengamat harus diatur secara acak untuk responden



www.gunadarma.ac.id
baak.gunadarma.ac.id

Jumat, 29 November 2013

KOMUNIKASI

a. Pentingnya Komunikasi


Komunikasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa komunikasi maka kehidupan tidak akan berjalan. Bayangkan saja, apabila setiap orang tidak berkomunikasi, hidup sendiri-sendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang berarti mereka bergantung kepada orang lain, tanpa komunikasi maka kebutuhan tidak akan terpenuhi. Contohnya seorang anak bayi menangis saat ia lapar, itu merupakan komunikasi untuk ibunya atau orang sekitarnya agar diberi makan. Bila bayi tersebut tidak menangis, maka bayi tersebut bisa mati kelaparan.

b. Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.

c. Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya.


Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :

1. Penginterprestasian
Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
2. Penyandian
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
4. Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian Balik
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).

Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).

d. Komunikasi Persuasif

Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.

Faktor - faktor yang mempengaruhi komunikasi persuasif agar berhasil
Banyak faktor menentukan keberhasilan/ ketidak berhasilan suatu pesan yang bertujuan persuasif. Empat faktor utama adalah :

  1. Sumber pesan/ komunikator yang mempunyai kredibilitas yang tinggi; contohnya seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya.
  2. Pesan itu sendiri (apakah masuk akal/ tidak)
  3. Pengaruh lingkungan
  4. Pengertian dan kesinambungan suatu pesan (apakah pesan tersebut diulang-ulang)

e. Pandangan tentang Proses Komunikasi

Proses komunikasi memandang bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Dengan pandangan tersebut kemudian, mencari cara bagaimana hal tersebut bisa tercapai dengan mempelajari tahap-tahap dari proses komunikasi, yaitu penginterpretasian, penyandian, pengiriman, perjalanan, penerimaan, penyandian balik.

f. Memilih Saluran Komunikasi

Komunikator memilih saluran komunikasi yang efisien untuk menyampaikan pesannya. Misalnya, umumnya detailer perusahaan farmasi jarang dapat meminta waktu lebih dari sepuluh menit dari seorang dokter yang sibuk. Presentasi mereka harus singkat, tajam, mengena dan meyakinkan. Hal ini membuat kunjungan detailer menjadi sangat mahal. Industri farmasi mau tak mau mesti memperluas saluran komunikasinya dengan memasang iklan di jurnal kedokteran, mengirim direct-mail (berisi kaset audio dan video), membagi sample gratis, dan juga telemarketing. Pemasar juga dapat mensponsori makan malam bersama kelompok spesialis. Kesemua saluran ini dimanfaatkan dengan harapan dapat membangun preferensi dokter pada merek obat tertentu.

Saluran komunikasi dapat dibagi dua, yaitu:
- Personal
Saluran komunikasi personal meliputi dua orang atau lebih yang berkomunikasi langsung secara tatap muka, pembicara dengan audiensnya, menggunakan telepon, atau e-mail. Komunikasi personal bisa lebih efektif karena adanya peluang untuk mengindividualisasikan penyampaian pesan dan umpan baliknya.
- Non-Personal
Media terdiri dari media cetak (Koran, majalah, direct mail), media siaran (radio, televisi), media elektronik (kaset audio, video, CD-ROM, halaman web) dan media display (baliho, papan iklan, poster, sign). Kebanyakan pesan non-personal berasal dari media yang harus dibayar perusahaan (paid media). 

g. Model Komunikasi Pemasaran

Model komunikasi pemasaran yang biasanya dikembangkan pada umumnya tidak jauh berbeda. Model komunikasi pemasaran meliputi Sender (Source) yaitu pihak yang mengirim pesan pemasaran kepada konsumen, dimana pemasar menentukan bagaimana pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspon secara positif oleh si penerima (konsumen). Pada proses tersebut ditentukan pula jenis komunikasi apa yang akan digunakan (ikian, personal selling, promosi penjualan, public relation atau dengan direct marketing). Keseluruhan proses dari perancangan pesan sampai penentuan jenis promosi yang akan dipakai disebut proses encoding yaitu proses menterjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima. Proses selanjutnya yaitu menyampaikan pesan melalui media-media. Jika pesan dirancang dalam bentuk iklan, maka pesan harus disampaikan dalam bentuk media cetak atau elektronik. Pesan yang disampaikan dalam media cetak akan berbeda bentuk dan strukturnya dengan pesan yang disampaikan dalam media elektronik. Pesan dalam media cetak biasanya bersifat detail dalam menjalankan karakteristik produk secara lengkap. Sedangkan pesan yang akan disampaikan dalam media elektronik seperti radio dan televisi tidak boleh secara detail menerangkan produk karena akan sangat memakan biaya. Proses penyampaian pesan ini disebut proses tranmisi.

h. Alat-Alat Promosi dalam Komunikasi Pemasaran


Alat promosi dalam komunikasi pemasaran merupakan sarana untuk menyampaikan apa yang pemasar pahami tentang produk tersebut kemudia disampaikan ke komunikan (konsumen) agar konsumen paham dan tertarik membeli produk tersebut.
Alat promosi dalam komunikasi pemasaran berupa iklan, promosi penjualan, penjualan tatap muka dan hubungan pemasaran (publisitas).

i. Periklanan

Iklan adalah mode publik komunikasi. Karena dikomunikasikan secara bersamaan untuk sejumlah besar orang dan orang tahu bahwa komunikasi yang sama akan banyak orang, mereka merasa motif mereka untuk membeli dipahami oleh pengiklan.
Pesan iklan dapat diulang beberapa kali. Pembeli juga dapat membandingkan iklan dari berbagai perusahaan menjual produk yang sama. Media menawarkan fasilitas untuk menambah warna, dll suara ke pesan dan mendramatisir pesan. Tapi iklan tidak dapat berdialog dengan rakyat. Orang mungkin tidak melihat dan memperhatikan iklan.
Iklan merupakan cara yang efisien untuk mencapai pembeli potensial secara geografis dengan biaya rendah per eksposur.

Iklan memiliki dua varian terakhir. Advertorial yang menawarkan isi editorial dan sementara itu dibayar oleh pengiklan dan akan sulit bagi pembaca untuk dengan mudah melihat bahwa itu adalah iklan. Demikian pula infomersial TV adalah program yang dimaksudkan untuk mempromosikan produk perusahaan. Mereka membahas kerja produk, manfaat produk, dan lain-lain pengalaman pengguna dan mereka mungkin balok pesan untuk membeli produk dan alamat untuk dihubungi.


j. Promosi Penjualan

Promosi penjualan alat-alat seperti kupon, kontes, premi, dan bertindak seperti sebagai media komunikasi dan juga mempromosikan penjualan.
Mereka mendapatkan perhatian dan memberikan informasi yang dapat menyebabkan konsumen untuk produk. Mereka termasuk undangan yang berbeda kepada konsumen untuk melakukan transaksi dalam waktu singkat.

k. Penjualan Tatap Muka

Penjualan tatap muka (Personal Selling) sebagai saluran komunikatif melibatkan hubungan hidup, langsung, dan interaktif antara orang. Personal selling menyebabkan hubungan. Pendengar merasa berkewajiban untuk menanggapi salesman setidaknya dengan sopan "terima kasih."

l. Hubungan Masyarakat

Hubungan masyarakat (publisistas) dapat dibangun oleh pemostingan artikel berita dan artikel fitur lebih otentik dan kredibel dari iklan untuk pembaca. Artikel-artikel bertindak sebagai testimonial. Pesan tersebut akan sampai ke pembeli potensial sebagai berita dan mereka tidak mungkin berpaling darinya karena mereka berpaling dari iklan.







Jumat, 22 November 2013

SIKAP KONSUMEN

A. Definisi Sikap Konsumen

Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen terhadap informasi suatu produk.

B. Fungsi-Fungsi Sikap

Daniel Kazt mengusulkan empat klarifkasi fungsi sikap sebagai berikut:
1. Fungsi Utilitarian
Fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman. Dalam hal ini menjelaskan beberapa sikap konsumen yang berkembang terhadap suatu produk. Sikap konsumen yang menyenangkan atau mengecewakan  pada produk yang akan menjadi perkembangan sikap. Jika konsumen merasakan minuman pereda panas dalam  mampu meredakan panas dalam dengan cepat, maka konsumen akan mengembangkan sikap positif terhadap minuman tersebut, dan sebaliknya.Oleh karena itu, iklan pada suatu produk harus berisi manfaat (utility) yang bisa  diperoleh oleh konsumen.
2. Fungsi Ekspresi Nilai
Sikap yang dikembangkan oleh konsumen terhadap suatu merek produk yang didasarkan oleh kemampuan merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada dirinya (self-concept). Ketika konsumen membeli tas mewah, maka pusat perhatian yang utama adalah gengsi kelas sosial bukan manfaat produk itu.
3. Fungsi Mempertahankan Ego
Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan internal, sehingga membentuk fungsi mempertahankan ego. Ketika konsumen merasakan bahwa dirinya kurang feminim, maka konsumen akan berusaha mencari produk atau merek produk yang mampu meningkatkan rasa femininitasnya misalnya dengan memakai rok lucu atau dress yang anggu. Dengan  begitu, akan tantangan dari internal tersebut terpenuhi.
4. Fungsi Pengetahuan
Sikap membantu konsumen mengorganisasikan informasi yang begitu banyak yang setiap hari dipaparkan pada dirinya. Dari seluruh informasi itu, konsumen memilah-milah informasi yang relevan dan tidak relevan dengan kebutuhannya. Fungsi pengetahuan juga bisa membantu mengurangi ketidakpastian dan kebingungan.

C. Tiga Komponen Sikap

Secara umum, dalam berbagai referensi (Morgan dan King, 1975; Krech dan Ballacy, 1963, Howard dan Kendler 1974, Gerungan, 2000) sikap memiliki 3 komponen, yakni:
1. Komponen Kognitif
Aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap objek atau subjek. Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui proses analisis, sintesis, dan evaluasi akan menghasilkan nilai baru yang akan diakomodasi atau diasimilasikan dengan pengetahuan yang telah ada di dalam otak manusia. Nilai-nilai yang baru yang diyakini benar, baik, indah, dan sebagainya, pada akhirnya akan mempengaruhi emosi atau komponen afektif dari sikap individu.
2. Komponen Afektif
Aspek ini dikatakan sebagai perasaan (emosi) individu terhadap obyek atau subyek,yang sejalan dengan hasil penilaiannya.
3. Komponen kecenderungan bertindak
Berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan sesuai dengan keyakinan dan keinginananya. Sikap seseorang terhadap suatu objek atau subjek dapat positif atau negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap objek atau subjek.
Komponen sikap berkaitan satu sama lainnya. Dari manapun kita memulai dalam analisis sikap, ketiga komponen tersebut tetap dalam ikatan satu sistem.

D. Peran Sikap dalam Pengembangan Strategi Pemasaran

Pengukuran sikap konsumen bagi pemasaran merupakan hal yang sangat penting. Dengan mengetahui sikap, pemasar dapat mengidentifikasi segmen manfaat, mengembangkan produk baru dan memformulasikan serta evaluasi strategi promosional. Sikap konsumen terhadap suatu produk dapat bervariasi bergantung pada apa yang menjadi orientasi. Berkenaan dengan sikap, pemasar diharapkan mengidentifikasi segmen konsumen berdasarkan manfaat produk yang diinginkan oleh konsumen. Pengembangan produk dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui sikap konsumen.
Mengukur sikap konsumen bisa dilakukan dengan cara menyebarkan kuisoner kepada kelompok konsumen sasaran yang sebelumnya telah diidentifikasi. Dengan adanya kuisoner dapat mengukur sikap konsumen, tetapi tidak hanya berhenti sampai disitu saja, sikap konsumen perlu terus menerus dipantau agar produk yang dikembangkan  benar-benar memenuhi keinginan konsumen. Sikap konsumen merupakan hal yang sangat penting  dalam pengembangan strategi promosi. Dengan mengikuti apa yang diinginkan konsumen akan memudahkan bagi pihak promosi untuk membuat iklan yang menarik perhatian.

E. Hubungan antara Sikap dan Perilaku

Sikap dan perilaku sangat berhubungan, sikap adalah faktor yang mempengaruhi seseorang (konsumen) dalam mengambil keputusan terhadap suatu informasi atau produk. Perilaku adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, penggunaan serta pengevaluasian produk atau jasa demi kepuasan yang ingin dicapai.
Dalam pengambilan keputusan, konsumen melihat faktor yang baik sehingga ia dapat mencari, memilih, menggunakan dan mengevaluasi produk tersebut berdasarkan faktor yang ada. Sehingga tercapai kepuasan yang diinginkan.

F. Memprediksi Perilaku dengan Sikap

Sikap mempredikisi perilaku masa depan secara signifikan dengan cara memperhitungkan variabel-variabel yang terkait. Penelitian ini memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan bisa ditingkatkan dengan perhitungan variabel terkait tersebut.

G. Model Perubahan Kepercayaan, Sikap dan Perilaku

Pemasar harus dapat menampilkan peforma yang baik dalam mempromosikan produknya agar dapat mempengaruhi konsumen sehingga mendapat kepercayaan konsumen.
Dalam mendapatkan kepercayaan konsumen maka pemasar harus mempengaruhi konsumen dengan memandang berbagai faktor yang terkait dengan informasi produk yang dipasarkan (Sikap konsumen) sehingga dapat mempengaruhi konsumen dalam mencari, memilih, menggunakan dan mengevaluasi produk tersebrut (perilaku konsumen).
Jika konsumen mencapai kepuasan yang diinginkan, maka pemasar telah mendapatkan kepercayaan dari konsumen.

Untuk mempertahankan kepercayaan konsumen maka pemasar harus melakukan suatu inovasi baru dalam memasarkan produk mengikuti kebutuhan dan keinginan produk yang dinamis.






Sumber :




www.gunadarma.ac.id
baak.gunadarma.ac.id




Jumat, 15 November 2013

PEMBELAJARAN KONSUMEN

A. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. 

B. Teori Pembelajaran

Teori pembelajaran pada masa kini dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu:

1. Teori Behavioris
Teori ini diperkenalkan oleh Ivan Pavlov dan dikembangkan oleh Thorndike dan Skinner, berpendapat bahwa pembelajaran adalah berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Teori pembelajaran mereka kebanyakannya dihasilkan daripada ujian dan juga pemerhatian yang dilakukan ke atas hewan seperti anjing, tikus, kucing dan burung di dalam makmal. Mereka menumpukan ujian kepada perhubungan antara 'rangsangan' dan 'gerak balas' yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Secara umumnya teori behavioris menyatakan bahwa pengajaran dan pembelajaran akan mempengaruhi segala perbuatan atau tingkah laku pelajar sama baik atau sebaliknya. 
Teori ini juga menjelaskan bahwa tingkah laku pelajar dapat diperhatikan, dikawal dan diramal.

2. Teori Kognitif
Teori Kognitif berpendapat bahwa pembelajaran ialah suatu proses dalaman yang berlaku dalam akal fikiran, dan tidak dapat diperhatikan secara langsung daripada tingkah laku. Ahli-ahli psikologi kognitif seperti Bruner dan Piaget menumpukan kajian kepada berbagai jenis pembelajaran dalam proses penyelesaian masalah dan akal yang mengikut pada berbagai peringkat umur dan kebolehan pelajar. Teori-teori pembelajaran mereka adalah bertumpu kepada cara pembelajaran seperti pemikiran akal, kaidah penyelesaian masalah, penemuan dan pengkategorian. Menurut teori ini, manusia memiliki struktur kognitif, dan semasa proses pembelajaran, otak akan menyusun segala maklumat di dalam ingatan.

3. Teori Sosial
Teori Sosial menyarankan teori pembelajaran dengan menggabungkan teori behavioris bersama dengan teori kognitif. Teori ini juga dikenali sebagai Teori Perlakuan Model Albert Bandura, seorang tokoh sosial ini menyatakan bahwa proses pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan 'permodelan'. Beliau menjelaskan lagi bahwa aspek pemerhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan juga aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang optimum kepada kepahaman pelajar.

4. Teori Humanisme
Teori ini berpendapat pembelajaran manusia bergantung kepada emosi dan perasaannya. Seorang ahli teori ini, Carl Rogers menyatakan bahawa setiap individu itu mempunyai cara elajar yang berbeda dengan individu yang lain. Oleh karena itu, strategi dan pendekatan dalam proses pengajaran dan pembelajaran hendaklah dirancang dan disusun mengikut kehendak dan perkembangan emosi pelajar itu. Beliau juga menjelaskan bahwa setiap individu mempunyai potensi dan keinginan untuk mencapai kesuksesan. Maka, guru hendaklah menjaga pelajar dan memberi bimbingan supaya potensi mereka dapat diperkembangkan ke tahap optimum.

C. Ilustrasi Teori Pembelajaran

Ilustrasi Teori Pembelajran diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Ilustrasi dari Classical Conditioning (membiasakan)
- Pavlov => eksperimen terhadap anjing
- Membiasakan sesuatu kepada konsumen sehingga timbul stimulus

2. Ilustrasi dari Instrumental Conditioning (belajar dari kesalahan)
Jika suatu stimulus diberikan mendapat respon negatif atas pengalamannya dimasa lalu maka konsumen tidak akan menerima stimulus tersebut untuk masa yang akan datang (belajar dari kesalahan).

3. Ilustrasi dari Cognitive Learning
- Konsumen berperilaku menyelesaikan masalah
- Masalah tersebut diselesaikan dengan cara mencari informasi berbagi produk yang mungkin menyelesaikan masalah yang dihadapi.

4. Ilustrasi Pembelajaran Pasif
- Penerapannya pada media sebagai sarana memasang iklan ( produk dengan tingkat keterlibatan rendah).
- Sebaiknya iklan menampilkan sisi lain tidak bersifat informasional tetapi berupa simbol-simbol dan penimbulan kesan dalam penyampaian pesan terhadap konsumen.

D. Relevansi Pengaruh Perilaku dan Cognitive Learning pada Pemasaran

Sebelumnya telah dijelaskan ilustrasi dari Cognitive Learning, lalu bagaimana pengaruhnya pada pemasaran, yaitu sebagai berikut:
-Konsumen berperilaku menyelesaikan masalah, ini diartikan konsumen selalu mencari cara untuk menyelesaikan masalahnya, memenuhi segala kebutuhannya.
- Masalah diselesaikan dengan mencari informasi berbagai produk yang mungkin menyelesaikan masalah yang dihadapi. 
 Disini pemasar harus menawarkan produk yang berkualitas sehingga konsumen mempunyai respon positif (1). Pesan iklan yang disampaikan seharusnya berisi manfaat produk (2). Jangan sekali-sekali pesan iklan tidak sesuai dengan kualitas produk yang sebenarnya, karena konsumen akan belajar dari pengalaman (3).

E. Pemasaran

Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. 
Karena konsumen senantiasa melakukan pembelajaran dari pengalamannya (dalam memuaskan kebutuhannya) maka pemasar harus memiliki strategi yang apik berdasarkan pembelajaran konsumen agar dapat memuaskan dan memenuhi permintaan konsumen yang dinamis.

F. Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen adalah terciptanya kepercayaan dan komitmen para pelanggan terhadap suatu produk atau jasa karena mereka mendapatkan kepuasan dari produk atau jasa tersebut.

Ada 2 macam Loyalitas, yaitu:

1. Loyalitas Merk (Brand Loyality)
Konsumen sangat loyal terhadap merk pilihannya.
Loyalitas merk adalah sikap menyenangi terhadap suatu merk yang direpresentasikan pembelian konsisten terhadap merk itu sepanjang waktu.

Pendekatan Loyalitas Merek, diantaranya sebagai berikut:
-Pendekatan Instrumental Conditioning 
memandang bahwa pembelian yang konsisten sepanjang waktu adalah menunjukkan loyalitas merk. Jadi mengukur seseorang loyal atau tidaknya dilihat dari frekuensi dan konsistensi perilaku pembelian terhadap suatu merk.
- Pendekatan Kognitif
memandang bahwa perilaku itu sendiri tidak merefleksikan loyalitas merk. Komitmen terhadap merk yang mungkin tidak hanya direfleksikan oleh perilaku pembelian yang terus menerus.

2. Loyalitas Toko (Store Loyality)
Loyal terhadap toko disebabkan oleh pelayanan yang diberikan oleh pengelola dan karyawan toko. Hal ini ditunjukkan oleh perilaku konsisten dalam store loyalty perilaku konsistennya adalah dalam mengunjungi dimana konsumen bisa membeli merk produk yang diinginkan.

Yang perlu diperhatikan untuk membangun loyalits konsumen, yaitu:

-Berikan nilai lebih pada produk Anda. Buatlah konsumen untuk selalu membutuhkan produk atau jasa Anda, tawarkan suatu solusi yang benar-benar dibutuhkan konsumen. Dengan begitu bisnis Anda akan selalu dicari para konsumen. Ingat, bahwa penggunaan produk atau jasa secara rutin, akan mengarahkan konsumen semakin loyal dengan bisnis Anda.

-Selalu berikan yang terbaik bagi para konsumen.Loyalitas konsumen terbangun dari adanya kepuasan pelanggan. Oleh karena itu upayakan untuk selalu mengontrol kualitas produk maupun kualitas pelayanan yang ditawarkan. Dan jangan lupa perhatikan pula harga produk yang Anda tawarkan, sebab harga yang bersahabat menjadi hal paling penting bagi konsumen.

-Buat kegiatan rutin atau forum khusus untuk para pelanggan Anda. Langkah awal yang bisa Anda lakukan yaitu dengan mendata seluruh member Anda. Ajak para konsumen untuk menjadi member tetap, dengan menawarkan keuntungan yang menarik konsumen. Misalnya dengan mengadakan diskon khusus member di setiap akhir bulan, atau membuat forum khusus bagi para member untuk bertukar informasi seputar produk-produk yang Anda tawarkan. Dengan begitu konsumen merasa memiliki keterikatan dengan pelaku bisnis.

Ciptakan citra yang baik. Tak bisa dipungkiri bahwa citra atau image menjadi magnet tersendiri bagi para konsumen. Semakin baik citra sebuah produk, maka semakin loyal pula konsumen pada merek tersebut. Lihat saja produk-produk dengan merek ternama, mereka berhasil menguasai pasar karena mereka memiliki konsumen yang loyal.


Beberapa keuntungan yang diperoleh dari loyalitas konsumen, antara lain :


  • Penjualan produk yang semakin meningkat setiap harinya
  • Menciptakan peluang produk tersebut dapat menyebar dari mulut ke mulut (word of mouth)
  • Pembelian produk dalam jangka waktu yang lama dan berkelanjutan
  • Mengurangi biaya pemasaran, sebab konsumen yang sudah loyal akan sangat membantu pemasaran bisnis Anda

G. Pembelajaran Vicarious

Pembelajaran Vicarious (juga dikenal sebagai pembelajaran sosial atau pembelajaran observasional atau pembelajaran dari model) adalah proses belajar yang muncul sebagai fungsi dari pengamatan, penguasaan dan dalam kasus proses belajar imitasi, peniruan perilaku orang lain.
Jenis belajar ini banyak diasosiasikan dengan penelitian Albert Bandura yang membuat teori belajar sosial. Didalamnya ada proses belajar meniru atau menjadikan model tindakan orang lain melalui pengamatan terhadap orang tersebut. 









Sumber :







www.gunadarma.ac.id

Jumat, 08 November 2013

PERSEPSI KONSUMEN

A. Stimuli Pemasaran dan Persepsi Konsumen

Stimuli pemasaran adalah bentuk komunikasi atau stimulus fisik untuk mempengaruhi konsumen. 


- Stimuli Primer (intrinsik) merupakan produk dan unsur-unsurnya, yakni kemasan, isi, ciri-ciri fisik produk.


- Stimuli Sekunder (ekstrinsik) adalah komunikasi yang dirancang untuk mempengaruhi perilaku konsumen, 

baik dalam bentuk kata-kata, gambar, dan pencitraan atau dalam bentuk stimuli lain yang berkaitan dengan produk, misalnya harga, display toko, dan efek wiraniaga.

Sehingga melalui stimuli tersebut terbentuk persepsi konsumen mengenai produk tersebut.



B. Karakterisktik Stimulus yang Mempengaruhi Persepsi


Karakteristik yang memepengaruhi persepsi ada 2, yaitu:


1. Unsur Indrawi, terdiri dari:


- Warna: memiliki konotasi indrawi yang penting. Satu penelitian menguji satu merek deodorant roll-on yang dikemas dalam tiga tabung dengan warna yang berbeda. Kebanyakan konsumen yang dijadikan responden menyimpulakn produk berwarna tertentu cepat mengering dan efektif, produk kedua dengan warna yang berbeda memiliki aroma yang kuat, produk yang ketiga dengan warna yang lain tidak efektif dan menimbulkan iritasi. Ini terjadi karena faktor perbedaan warna. 


- Rasa: dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap merek. Ketika PepsiCo meluncurkan Crystal Pepsi untuk memenuhi selera konsumen yang menyukai rasa alami dan ringan, dengan cepat mereka mampu mendapatkan 2% bagian pasar minuman ringan. Namun tidak lama kemudian merosot. Kenapa? Karena ternyata konsumen berharap rasanya akan seperti Pepsi Reguler, padahal Crystal jelas rasanya lebih ringan. Keadaan ini diperparah dengan masalah warna. Sebagian besar konsumen mengasosiasikan kejernihan dengan alami dan sehat, namun konsumen lain mengasosiasikan dengan air biasa. Tanpa identifikasi merek, pengalaman rasa konsumen bisa berbeda total. Hal ini pernah dialami oleh Coca-Cola, ketika meluncurkan New Coke. Uji rasa menunjukkan bahwa New Coke lebih unggul dari merek asilnya. Waktu perusahaan berkeinginan untuk mengganti formula itu, tantangan konsumen begitu hebatnya sehingga memaksa mereka mengembalikan ke aslinya menjadi Coca-Cola Classic. Asosiasi kuat dengan sebuah merek yang menancap dalam benak konsumen ternyata jauh melebihi faktor rasa. 

- Bau: terutama menjadi penting bagi produk-produk kosmetik dan makanan. Sebuah penelitian dilakukan dengan memberikan aroma yang berbeda pada kertas tisu muka yang identik. Hasilnya, konsumen mempersepsikan satu tisu lebih elegan dan mahal sementara tisu yang lain lebih cocok untuk dipakai didapur. Hal ini juga berlaku dalam pembelian mobil. Dealer biasanya akan menyemprotkan parfum dalam mobil sehingga mobil nampak “baru“. 

- Bunyi: merupakan stimulus indrawi yang penting. Beberapa iklan produk untuk kalangan menengah kebawah di Indonesia diberikan back-sound musik dangdut, sementara itu untuk produk yang ditujukan untuk kalangan atas diiringi musik klasik. Namun demikian pemasar harus hati-hati dan melakukan test terlebih dahulu untuk memastikan jenis musik tertentu memang dapat menciptakan asosiasi positif terhadap merek. 


- Raba: sentuhan terhadap produk-produk tertentu juga dapat mempengaruhi persepsi konsumen. Misalnya untuk produk kertas, atribut yang diinginkan konsumen adalah kehalusan. Konsumen biasa menilai kualitas produk tekstil, pakaian, karpet, furnitur dengan merabanya. Kehalusan mengindikasikan kualitas. 


2. Unsur Struktural 


Sejumlah temuan tentang elemen struktural yang kemudian diterapkan dalam iklan cetak telah banyak diterbitkan dalam bentuk penelitian. Misalnya: 


- Makin besar ukuran iklan, makin besar kemungkinannya diperhatikan. 


- Posisi 10 halaman pertama majalah atau bagian atas halaman cetak lebih menarik perhatian. 


- Kontras misalnya, gambar produk dengan latar belakang putih- cenderung lebih menarik perhatian 


- Kebaruan juga mampu manarik perhatian



C. Karakteristisk Konsumen yang Mempengaruhi Persepsi


Ada dua nkarakteristik penting yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap stimuli, yaitu: 


1. Kemampuan membedakan stimuli merupakan hal yang dapat dipelajari. 

Umumnya konsumen yang loyal akan lebih mampu mengenali perbedaan-perbedaan kecil dalam karakteristik produk berbagai merek.

2. Kemampuan menggeneralisai dari stimulus ke stimulus lainnya
Secara umum, kemampuan konsumen untuk membedakan ciri-ciri indrawi seperti rasa dan perabaan bisa dikatakan sangat rendah. Oleh karena itu pemasar lebih banyak menggunakan media, dalam hal ini iklan, untuk menegaskan diferensiasi merek yang tidak bisa dicerminkan hanya oleh ciri-ciri fisik produk semata. Iklan berperan penting dalam menciptakan brand image. 


D. Proses Persepsi


Menurut Sunaryo (2004) persepsi melewati tiga proses, yaitu :
  1. Proses fisik (kealaman) — Objek è Stimulus è reseptor atau alat indera
  2. Proses fisiologis — Stimulus è saraf sensoris è otak
  3. Proses psikologis — proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima

Sejalan dengan hal itu Bimo Walgito (2002) mengemukakan proses-proses terjadinya persepsi : 

1) Suatu obyek atau sasaran menimbulkan stimulus, selanjutnya stimulus tersebut ditangkap oleh alat indera. Proses ini berlangsung secara alami dan berkaitan dengan segi fisik. Proses tersebut dinamakan proses kealaman, 


2) Stimulus suatu obyek yang diterima oleh alat indera, kemudian disalurkan ke otak melalui syaraf sensoris. Proses pentransferan stimulus ke otak disebut proses psikologis, yaitu berfungsinya alat indera secara normal, 


3) Otak selanjutnya memproses stimulus hingga individu menyadari obyek yang diterima oleh alat inderanya. Proses ini juga disebut proses psikologis. Dalam hal ini terjadilah adanya proses persepsi yaitu suatu proses di mana individu mengetahui dan menyadari suatu obyek berdasarkan stimulus yang mengenai alat inderanya.

Kemudian secara lebih detail Gibson (1990) berpendapat mengenai proses terjadinyapersepsi yaitu mencakup penerimaan stimulus (inputs),pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.
E. Peran Ekspektasi pada Persepsi
Ekspektasi berperan untuk mencapai tingkat kepuasan, apakah seberapa besar tingkat ekspektasi konsumen terhadap persepsi konsumen. 
G. Semiotis
Semiotik biasanya didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory [semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki] ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia.
G. Inferensi Perseptual
Perseptual adalah kemampuan memahami dan menginterprestasikan informasi sensori atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna yang diterima oleh panca indera.
Secara garis besar ada tiga proses aktivitas perseptual yang perlu dipahami, yakni:
- Sensasi 
adalah peristiwa penerimaan informasi oleh indra penerima (sensroty reseptors). Sensasi berlangsung di saat terjadi kontak antara informasi dengan indra penerima. Dengan demikian, dalam sensasi terjadi proses deteksi informasi secara indrawi. Sebagai misal, sensasi pendengaran terjadi di saat ada gelombang-gelombang udara yang bergetar diterima oleh telinga sebelah luar dan  diteruskanke bagian dalam syaraf pendengaran.
-Persepsi 
adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi. Misalnya, orang menjadi tahu kalau suara yang didengarnya itu adalah suara musik, suara mobil, suara binatang, dan sejenisnya. Dalam prosesnya, sensasi dan persepsi itu mungkin sulit untuk dipisahkan. Artinya, kedua proses itu merupakan sesuatu yang berlangsung secara bersamaan. 
- Atensi 
mengacu kepada selektivitas persepsi. Dengan atensi, kesadaran seseorang bisa hanya tertuju kepada suatu objek atau informasi dengan mengabaikan objek-objek lainnya.
H. Implikasi Pemasaran dan Inferensi Perseptual
- Konsumen cenderung membentuk citra terhadap merek, toko, dan perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yg diperoleh dr stimuli pemasaran & lingkungan.
- Citra : total persepsi trhdp suatu objek, yg dibentuk dgn memproses informasi dr berbagai sumber setiap waktu.
- Pemasar harus secara konstan mencoba mempengaruhi citra konsumen.




Sumber :

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemasaran_dan_komunikasi/Bab%203.%20Meranc.%20Kom.%20Pemasaran.pdf
http://deddysumardi.wordpress.com/2012/04/09/memahami-proses-terjadinya-persepsi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Semiotika
http://www.slideshare.net/dwie_radet/persepsi-konsumen
http://penyadelia.blogspot.com/2011/12/mata-kuliah-perkembangan-peserta-didik.html





www.gunadarma.ac.id