Jumat, 15 November 2013

PEMBELAJARAN KONSUMEN

A. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. 

B. Teori Pembelajaran

Teori pembelajaran pada masa kini dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu:

1. Teori Behavioris
Teori ini diperkenalkan oleh Ivan Pavlov dan dikembangkan oleh Thorndike dan Skinner, berpendapat bahwa pembelajaran adalah berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Teori pembelajaran mereka kebanyakannya dihasilkan daripada ujian dan juga pemerhatian yang dilakukan ke atas hewan seperti anjing, tikus, kucing dan burung di dalam makmal. Mereka menumpukan ujian kepada perhubungan antara 'rangsangan' dan 'gerak balas' yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Secara umumnya teori behavioris menyatakan bahwa pengajaran dan pembelajaran akan mempengaruhi segala perbuatan atau tingkah laku pelajar sama baik atau sebaliknya. 
Teori ini juga menjelaskan bahwa tingkah laku pelajar dapat diperhatikan, dikawal dan diramal.

2. Teori Kognitif
Teori Kognitif berpendapat bahwa pembelajaran ialah suatu proses dalaman yang berlaku dalam akal fikiran, dan tidak dapat diperhatikan secara langsung daripada tingkah laku. Ahli-ahli psikologi kognitif seperti Bruner dan Piaget menumpukan kajian kepada berbagai jenis pembelajaran dalam proses penyelesaian masalah dan akal yang mengikut pada berbagai peringkat umur dan kebolehan pelajar. Teori-teori pembelajaran mereka adalah bertumpu kepada cara pembelajaran seperti pemikiran akal, kaidah penyelesaian masalah, penemuan dan pengkategorian. Menurut teori ini, manusia memiliki struktur kognitif, dan semasa proses pembelajaran, otak akan menyusun segala maklumat di dalam ingatan.

3. Teori Sosial
Teori Sosial menyarankan teori pembelajaran dengan menggabungkan teori behavioris bersama dengan teori kognitif. Teori ini juga dikenali sebagai Teori Perlakuan Model Albert Bandura, seorang tokoh sosial ini menyatakan bahwa proses pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan 'permodelan'. Beliau menjelaskan lagi bahwa aspek pemerhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan juga aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang optimum kepada kepahaman pelajar.

4. Teori Humanisme
Teori ini berpendapat pembelajaran manusia bergantung kepada emosi dan perasaannya. Seorang ahli teori ini, Carl Rogers menyatakan bahawa setiap individu itu mempunyai cara elajar yang berbeda dengan individu yang lain. Oleh karena itu, strategi dan pendekatan dalam proses pengajaran dan pembelajaran hendaklah dirancang dan disusun mengikut kehendak dan perkembangan emosi pelajar itu. Beliau juga menjelaskan bahwa setiap individu mempunyai potensi dan keinginan untuk mencapai kesuksesan. Maka, guru hendaklah menjaga pelajar dan memberi bimbingan supaya potensi mereka dapat diperkembangkan ke tahap optimum.

C. Ilustrasi Teori Pembelajaran

Ilustrasi Teori Pembelajran diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Ilustrasi dari Classical Conditioning (membiasakan)
- Pavlov => eksperimen terhadap anjing
- Membiasakan sesuatu kepada konsumen sehingga timbul stimulus

2. Ilustrasi dari Instrumental Conditioning (belajar dari kesalahan)
Jika suatu stimulus diberikan mendapat respon negatif atas pengalamannya dimasa lalu maka konsumen tidak akan menerima stimulus tersebut untuk masa yang akan datang (belajar dari kesalahan).

3. Ilustrasi dari Cognitive Learning
- Konsumen berperilaku menyelesaikan masalah
- Masalah tersebut diselesaikan dengan cara mencari informasi berbagi produk yang mungkin menyelesaikan masalah yang dihadapi.

4. Ilustrasi Pembelajaran Pasif
- Penerapannya pada media sebagai sarana memasang iklan ( produk dengan tingkat keterlibatan rendah).
- Sebaiknya iklan menampilkan sisi lain tidak bersifat informasional tetapi berupa simbol-simbol dan penimbulan kesan dalam penyampaian pesan terhadap konsumen.

D. Relevansi Pengaruh Perilaku dan Cognitive Learning pada Pemasaran

Sebelumnya telah dijelaskan ilustrasi dari Cognitive Learning, lalu bagaimana pengaruhnya pada pemasaran, yaitu sebagai berikut:
-Konsumen berperilaku menyelesaikan masalah, ini diartikan konsumen selalu mencari cara untuk menyelesaikan masalahnya, memenuhi segala kebutuhannya.
- Masalah diselesaikan dengan mencari informasi berbagai produk yang mungkin menyelesaikan masalah yang dihadapi. 
 Disini pemasar harus menawarkan produk yang berkualitas sehingga konsumen mempunyai respon positif (1). Pesan iklan yang disampaikan seharusnya berisi manfaat produk (2). Jangan sekali-sekali pesan iklan tidak sesuai dengan kualitas produk yang sebenarnya, karena konsumen akan belajar dari pengalaman (3).

E. Pemasaran

Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. 
Karena konsumen senantiasa melakukan pembelajaran dari pengalamannya (dalam memuaskan kebutuhannya) maka pemasar harus memiliki strategi yang apik berdasarkan pembelajaran konsumen agar dapat memuaskan dan memenuhi permintaan konsumen yang dinamis.

F. Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen adalah terciptanya kepercayaan dan komitmen para pelanggan terhadap suatu produk atau jasa karena mereka mendapatkan kepuasan dari produk atau jasa tersebut.

Ada 2 macam Loyalitas, yaitu:

1. Loyalitas Merk (Brand Loyality)
Konsumen sangat loyal terhadap merk pilihannya.
Loyalitas merk adalah sikap menyenangi terhadap suatu merk yang direpresentasikan pembelian konsisten terhadap merk itu sepanjang waktu.

Pendekatan Loyalitas Merek, diantaranya sebagai berikut:
-Pendekatan Instrumental Conditioning 
memandang bahwa pembelian yang konsisten sepanjang waktu adalah menunjukkan loyalitas merk. Jadi mengukur seseorang loyal atau tidaknya dilihat dari frekuensi dan konsistensi perilaku pembelian terhadap suatu merk.
- Pendekatan Kognitif
memandang bahwa perilaku itu sendiri tidak merefleksikan loyalitas merk. Komitmen terhadap merk yang mungkin tidak hanya direfleksikan oleh perilaku pembelian yang terus menerus.

2. Loyalitas Toko (Store Loyality)
Loyal terhadap toko disebabkan oleh pelayanan yang diberikan oleh pengelola dan karyawan toko. Hal ini ditunjukkan oleh perilaku konsisten dalam store loyalty perilaku konsistennya adalah dalam mengunjungi dimana konsumen bisa membeli merk produk yang diinginkan.

Yang perlu diperhatikan untuk membangun loyalits konsumen, yaitu:

-Berikan nilai lebih pada produk Anda. Buatlah konsumen untuk selalu membutuhkan produk atau jasa Anda, tawarkan suatu solusi yang benar-benar dibutuhkan konsumen. Dengan begitu bisnis Anda akan selalu dicari para konsumen. Ingat, bahwa penggunaan produk atau jasa secara rutin, akan mengarahkan konsumen semakin loyal dengan bisnis Anda.

-Selalu berikan yang terbaik bagi para konsumen.Loyalitas konsumen terbangun dari adanya kepuasan pelanggan. Oleh karena itu upayakan untuk selalu mengontrol kualitas produk maupun kualitas pelayanan yang ditawarkan. Dan jangan lupa perhatikan pula harga produk yang Anda tawarkan, sebab harga yang bersahabat menjadi hal paling penting bagi konsumen.

-Buat kegiatan rutin atau forum khusus untuk para pelanggan Anda. Langkah awal yang bisa Anda lakukan yaitu dengan mendata seluruh member Anda. Ajak para konsumen untuk menjadi member tetap, dengan menawarkan keuntungan yang menarik konsumen. Misalnya dengan mengadakan diskon khusus member di setiap akhir bulan, atau membuat forum khusus bagi para member untuk bertukar informasi seputar produk-produk yang Anda tawarkan. Dengan begitu konsumen merasa memiliki keterikatan dengan pelaku bisnis.

Ciptakan citra yang baik. Tak bisa dipungkiri bahwa citra atau image menjadi magnet tersendiri bagi para konsumen. Semakin baik citra sebuah produk, maka semakin loyal pula konsumen pada merek tersebut. Lihat saja produk-produk dengan merek ternama, mereka berhasil menguasai pasar karena mereka memiliki konsumen yang loyal.


Beberapa keuntungan yang diperoleh dari loyalitas konsumen, antara lain :


  • Penjualan produk yang semakin meningkat setiap harinya
  • Menciptakan peluang produk tersebut dapat menyebar dari mulut ke mulut (word of mouth)
  • Pembelian produk dalam jangka waktu yang lama dan berkelanjutan
  • Mengurangi biaya pemasaran, sebab konsumen yang sudah loyal akan sangat membantu pemasaran bisnis Anda

G. Pembelajaran Vicarious

Pembelajaran Vicarious (juga dikenal sebagai pembelajaran sosial atau pembelajaran observasional atau pembelajaran dari model) adalah proses belajar yang muncul sebagai fungsi dari pengamatan, penguasaan dan dalam kasus proses belajar imitasi, peniruan perilaku orang lain.
Jenis belajar ini banyak diasosiasikan dengan penelitian Albert Bandura yang membuat teori belajar sosial. Didalamnya ada proses belajar meniru atau menjadikan model tindakan orang lain melalui pengamatan terhadap orang tersebut. 









Sumber :







www.gunadarma.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar