Sabtu, 26 Oktober 2013

MOTIVASI DAN KETERLIBATAN

a. Motivasi

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.

Motivasi menurut para ahli, yaitu:
1. Wexley & Yukl (dalam As'ad, 1987)
Motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.

2. Mitchell (dalam Winardi, 2002)
Motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbuknya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunteer) yang diarahkan ke tujuan tertentu.

3. Gray (dalam Winardi, 2002)
Motivasi merupakan sejumlahlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

4. Morgan (dalam Soemanto, 1987)
Motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dan motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behaviour) dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goal or ends of such behaviour).

5. McDonald (dalam Soemanto, 1987)
mendefinisikan Motivasi sebagai perubahan tenaga didalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan.

6. Suprihanto dkk, 2003
Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.


b. Dinamika Proses Motivasi

Menurut Winardi (2007) proses motivasi yaitu:
1. Diawali dengan timbulnya keinginan, adanya kebutuhan dan munculnya harapan atau expectancy.
Hal ini akan mengakibatkan timbulnya ketegangan-ketegangan (tensi) pada diri individu yang dianggap kurang menyenangkan.

2. Menganggap perilaku tertentu dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan yang dirasakan sehingga orang yang bersangkutan melakukan suatu perilaku.

3. Perilaku tersebut diarahkan kepada tujuan untuk mengurangi kondisi ketegangan yang dirasakan.

4. Dimulainya perilaku tersebut menyebabkantimbulnya petunjuk-petunjuk yang memberikan umpan balik (informasi) kepada orang yang bersangkutan tentang dampak perilakunya.

Dalam tulisan ini lebih merujuk kepada konsumen. Sehingga dinamika proses motivasi (konsumen), yaitu:
1. Tujuan
Perusahaan harus bisa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.

2. Mengetahui kepentingan
Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya diliat dari kepentingan perusahaan semata.

3. Komunikasi efektif
Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.

4. Integrasi tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuam individu konsumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan, kedua kepentingan diatas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.

5. Fasilitas
Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.


c. Tujuan Motivasi Konsumen

1. Meningkatkan kepuasan konsumen
Karena dengan memotivasi konsumen, perusahaan dapat mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata. Dengan mengetahui apa yang diinginkan konsumen, perusahaan dapat melakukan rencana untuk peningkatan kepuasan konsumen.

2. Mempertahankan loyalitas
Dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan, perusahaan akan menyatukan keinginan perusahaan tersebut dengan konsumen sehingga terjadi penyesuaian motivasi yang akan membuat konsumen loyal terhadap perusahaan tersebut/

3. Efisien
Dalam proses motivasi konsumen, perusahaan menyediakan fasilitas sehingga konsumen dapat memperoleh barang dan jasa dengan mudah dan efisien.

4. Efektifitas
Proses motivasi konsumen mengakibatkan perusahaan mengetahu keinginan konsumen, sehingga perencanaan produk dan pemasaran produk dapat lebih efektif dan tepat sasaran.

5. Menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dengan pembeli atau konsumen
Karena produsen telah memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen dengan baik, makan akan ada feedback dari konsumen itu sendiri (positif) sehingga dapat menjalin hubungan yang harmonis karena satu sama lain merasa saling diuntungkan.


d. Asas Motivasi

1. Asas Mengikutsertakan
Asas ini berusaha untuk memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan  pembelian.

2.Asas Komunikasi
Menginformasikan secara jelas tentang yang ingin dicapai, acara mengerjakannya dan kendala yang dihadapi.

3.Asas Pengakuan
Memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada konsumen atas prestasi yang dicapainya.

4.Asas Wewenang yang Didelegasikan
Memberikan kebebasan kepada konsumen untuk mengambil keputusan dan beraktivitas sebebas-bebasnya tapi masih ada aturan yang membatasi.

5. Asas Perhatian Timbul Balik
Memotivasi konsumen dengan mengemukakan keinginan dan harapan perusahaan disamping berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan konsumen dan produsen.

Jadi, asas motivasi yang diterapkan harus dapat meningktakan produktivitas pembelian dan memberikan kepuasan kepada konsumen.


e. Kebutuhan dan Tujuan dalam Konteks Perilaku Konsumen

Setiap orang mempunyai berbagai kebutuhan dan tujuannya, yaitu:
1. Kebutuhan dasar bersifat fisiologis (biogenis), meliputi; kebutuhan akan makanan, air, udara, pakaian, perumahan dan seks.
Tujuan dari kebutuhan ini adalah untuk meneruskan kehidupan biologis sehingga dianggap sebagai kebutuhan primer atau motif primer.

2. Kebutuhan perolehan (acquired need) mencakup kebutuhan memperoleh penghargaan diri, martabat (membeli barang dan mengenakan barang yang mahal akan mengangkat status sosial sesorang) kasih sayang, kekuasaan dan pengetahuan.
Tujuan dari kebutuhan ini untuk memperoleh hal yang bersifat psikologis sehingga dianggap kebutuhan sekunder atau motif sekunder.


f. Klasifikasi Motif

Seiring perkembangan zaman maka akan timbul banyak motif baru, motif diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Motif Primer dan Motif Sekunder
Motif Primer, yaitu motif yang bergantung pada keadaan organik individu (biogenis).
Motif Sekunder, yaitu lebih cenderung pada hal-hal diluar tubuh (fisik)/psikologis dan pengalaman.

2. Motif Intrinsik dan Motif Ekstrinsik
Motif Intrisik, yaitu dorongan yang timbul dari diri sendiri atas kesadaran sendiri.
Motif Ekstrinsik, yaitu dorongan yang berasal dari luar berupa rangsangan dari luar yang mendorong seseorang agar punya keinginan untuk melakukan sesuatu hal.

3. Motif Mendekat dan Motif Menjauh
Motif Mendekat, yaitu motif yang bila bereaksi terhadap stimulus yang datang bersifat mendekati stimulus.
Motif Menjauh, yaitu bila respons terhadap stimulus yang datang sifatnya menghindari stimulus.

4. Motif Sadar dan Motif Tak Sadar
Motif Sadar, yaitu motif yang muncul dan kita tau alasannya mengapa kita ingin melakukan sesuatu hal tersebut.
Motif Tak Sadar, yaitu dorongan yang entah dari mana datangnya, tiba-tiba saja dorongan itu muncul begitu saja dan kita tidak tau alasannya.

5. Motif Biogenetis, Motif Sosiogenetis dan Motif Teogenetis
Motif Biogenesis, yaitu motif yang berasal dari kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya secara biologis, bercorak universal dan kurang terikat pada lingkungan kebudayaan tempat manusia tersebut berada dan berkembang.
Motif  Sosiogenetis, yaitu motif yang dipelajari orang berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang.
Motif Teogenetis, yaitu berasal dari interaksi antara manusia dan Tuhan, seperti (ibadah, beramal).


g. Metode dan Bentuk Pemberian Motivasi

1. Direct Motivation
motivasi (materil dan non-materil) yang diberikan kepada seseorang secara langsung untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya.

2. Indirect Motivation
motivasi yang diberikan hanya merupakan berbagai fasilitas yang mendukung atau yang menunjang gairah untuk melakukan sesuatu (pembelian untuk konsumen)


h. Hierarki Kebutuhan Maslow


1. Kebutuhan Fisiologi (paling bawah)
Kebutuhan akan rasa lapar, haus, seksual dan kebutuhan fisik lainnya.

2. Kebutuhan Rasa Aman
Rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.

3. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan akan rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan dan persahabatan.

4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan atas harga diri (internal dan eksternal).

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan untu memenuhi diri seseorang melalui pemaksimuman penggunaan kemampuan, keahlian dan potensi.


i. Teori - Teori Kebutuhan

1. Teori Tingkat Kebutuhan Abraham Maslow
Maslow membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusi terdapat hierarki dari 5 kebutuhan yaitu:
fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri.

2. Teori Kebutuhan Mc Clelland
Berfokus pada 3 kebutuhan, yaitu: kebutuhan berprestasi, kebutuhan berkuasa dan kebutuhan berafiliasi (menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab).

3. Teori dua faktor Herzberg
menyatakan bahwa manusia mempunyai dua kebutuhan yang harus dipuaskan, yaitu:
a. Lingkungan kerja yang sehat dan aman
b. Perkembangan dan Pertumbuhan diri

4. Teori X dan Y Mc Gregor
Ada 4 asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X
a. Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya
b. Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
c. Karyawan akan  menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal
d. Sebagian karyawan menempatkan keamanan diatas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.

Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula 4 asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y, yaitu:
a. Karyawan menganggao kerja sebagai hal yang menyenangkan
b. Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai tujuan.
c. Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari dan bertanggung jawab
d. Karyawan mampu mebuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.


j.Kelebihan dan Kekurangan Teori Motivasi

Disini akan dibahas kelebihan dan kekurangan Teori Abraham Maslow, yaitu:

Kelebihan : telah memperoleh pengakuan luas, memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia jamak (bertingkat) dan berbobot.

Kelemahan : secara umum riset tidak memberikan kebenaran empiris tentang teori ini, pada teori ini disebutkan bahwa kebutuhan manusia bertingkat-tingkat namun pada kenyataanya manusia ingin kebutuhannya sekaligus terpenuhi.


k. Riset/Penelitian Motivasi

Riset motivasi merupakan riset kualitatif yang direncanakan untuk mengadakan riset dibawah tingkat kesadaran konsumen. Walaupun ada beberapa kelemahan, riset motivasi terbukti sangat berharga bagi para pemasar berkaitan dengan usaha untuk mengembangkan berbagai gagasan baru dan daya tarik naskah iklan yang baru


l. Keterlibatan

Setiap manusia akan melakukan pengambilan keputusan, seseorang terlebih dahulu mempertimbangkannya, memutuskan baik/buruknya, kurang/lebihnya atau untung/ruginya. Dalam kasus itu, seseorang melakukan proses keterlibatan antara sesuatu yang dipikirkan dengan diri sendiri.


m. Fokus Keterlibatan

Dalam tulisan ini kita akan membahas pengertian keterlibatan konsumen. Beberapa pakar manajemen pemasaran mengungkapkan apa itu keterlibatan konsumen, yaitu:

1. Engel, Blackwell dan Miniard
Keterlibatan konsumen diartikan sebagai tingkat kepentingan oribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi yang spesifik. Keterlibatan yang paling baik dipahami sebagai fungsi dari orang, objek dan situasi.

2. Pride and Ferrel
Tingkat keterlibatan konsumen merupakan alasan mengapa konsumen termotivasi untuk mencari informasi produk dan merk tertentu.

3. Peter dan Olson
Keterlibatan merupakan status motivasi yang menggerakan serta mengarahkan perilaku konsumen pada saat membuat keputusan.


n. Dasar Arti-Akhir bagi Keterlibatan

Rantai arti-akhir (means-end chain) adalah suatu struktur pengetahuan yang menghubungkan pengetahuan konsumen tentang ciri produk dengan pengetahuan konsekuensi dan nilai. Konsumen berpikir tentang ciri produk secara subjektif dalam konteks konsekuensi pribadi.


o. Faktor - Faktor yang mempengaruhi Keterlibatan

Faktor yang mempengaruhi keterlibatan konsumen adalah:
1. Faktor Materialisme, Kegunaan Produk, Inovasi
2. Faktor Stimulan
3. Faktor Situasi


p. Beberapa Faktor Antesedan dari Keterlibatan

Faktor antesedan dari keterlibatan yaitu misalnya:
1. Faktor anteseden keterlibatan dengan keterlibatan produk
Keterlibatan Produk dipengaruhi nyata oleh faktor inovasi dan simulan yaitu, seberapa baguskah prosuk tersebut (apakah lain daripada yang lain/ memiliki inovasi) sehingga merangsang konsumen untuk membeli

2. Faktor anteseden keterlibatan dengan keterlibatan keputusan pembelian
dipengaruhi oleh faktor stimulan dan materialisme, yaitu kosumen akan terangsang (terstimulus) untuk membeli produk dengan mempertimbangkan dari segi materi.

3. Faktor anteseden keterlibatan dengan keterlibatan iklan
dipengaruhi nyata oleh faktor inovasi, yaitu produsen dituntut untuk melakukan sebuah inovasi dalam mengiklankan produknya agar dapat menarik pembeli.


q. Bentuk Keterlibatan dari Hasil

1. Keterlibatan Tinggi ( High Involvement )
Sejalan dengan naiknya keterlibatan, konsumen memproses informasi dengan lebih mendalam. Kenaikan pemrosesan informasi ini umumnya juga akan meningkatkan tingkat rangsangan. Konsumen akan berfikir lebih keras tentang keputusan yang dilakukan pada situasi keterlibatan tinggi.
Hasilnya, para pengiklan harus mengembangkan pesan-pesan iklan yang kompleks (rinci dan informative)

2. Keterlibatan Rendah (Low Involvement)
Perilaku keterlibatan rendah terjadi ketika konsumen dalam pembeliannya tidak begitu terlibat. Dengan kata lain, konsumen tidak terlalu memikirkan merk produk apa yang harus dibeli, dimana dibelinya, yang penting kebutuhannya terpenuhi.
Hasilnya akan mengubah pembelian terhadap merk lain karena konsumen tidak terlalu terlibat dalam pembelian suatu merk produk.


r. Mengukur Keterlibatan

Pengukuran keterlibatan dapat dilakukan dengan:
1. Keterlibatan secara kognitif
mengukur persepsi terhadap resiko dan alasan pembelian => Keterlibatan keputusan pembelian.

2. Keterlibatan dalam aspek perilaku mengukur pencarian & evaluasi informasi tentang suatu produk => Keterlibatan dalam pilihan produk (merk) :
a. Keterlibatan kelas produk => nilai individu
b. Keterlibatan spesifik kelas produk.











Sumber:

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/teori-motivasi-abraham-maslow-2/
http://myblogs-allwords.blogspot.com/2012/01/teori-teori-motivasiteori.html
http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/16/klasifikasi-motif-325197.html
http://hardi2010.wordpress.com/pengaruh-budaya-terhadap-perilaku-konsumen/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37903/4/Chapter%20II.pdf
http://delviadelvi.wordpress.com/2011/01/20/sikap-motivasi-dan-konsep-diri-terhadap-perilaku-konsumen/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24783/4/Chapter%20II.pdf
http://www.duniapsikologi.com/pengertian-motivasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
http://al-myfirstblog.blogspot.com/2010/05/motivasi-konsumen.html
http://frommarketing.blogspot.com/2009/06/pengertian-keterlibatan-konsumen.html
http://www.slideshare.net/dessyarifina/ppt4-pengenalan-produk
http://wantojunior.blogspot.com/2010/12/keterlibatan-involvement.html
http://repository.mb.ipb.ac.id/1544/
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:LtxvWOwhmXsJ:febrika.16mb.com/RISKON/MATERI_UTS/Mg%25202%2520Pengukuran%2520Motivasi%25202012%2520.ppt+&cd=3&hl=en&ct=clnk





www.gunadarma.ac.id




Jumat, 18 Oktober 2013

Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen




Keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk merupakan saat yang penting bagi pemasar. Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran telah cukup bijaksana, berwawasan luas dan efektif atau apakah kurang baik direncanakan atau keliru menetapkan sasaran. Keputusan merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih.

1. Model Proses Pengambilan Keputusan

Dibawah ini ada beberapa contoh Model Proses Pengambilan Keputusan, yaitu:

a. Menurut Quade

- Model Kuantitatif
adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti (dalam hal ini adalah model matematika).
- Model Kuantitatif
didasarkan oleh asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan cirinya digambarka dari asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.

b. menurut Robert D. Spech

- Model Matematika
menggunakan teknik seperti misalnya linear programming, teori jaringan kerja, dan sebagainya. dapat digunakan komputer atau kalkulator sebagai alat perhitungan saja bukan sebagai simulator.
- Model Simulasi Komputer
merupakan tiruan dari kasus sesungguhnya. Ada yang dibuat dengan peralatan dan ukuran yang sama persis dengan yang sesungguhnya misalnya, cockpit pesawat untuk latihan pilot.
- Model Permainan Operasional
manusia dijadikan sebagai objek yang harus mengambil keputusan. Informasi diperoleh melalui komputer atau video game yang menyajikan masalanya.
- Model Verbal
berdasarkan analogi yang kemudian dibuat dalilnya lalu diterapkan untuk menyimpulkan dan mengambil keputusan yang non kuantitatif.
- Model Fisik
serangkaian keputusan dalam program pembangunan dan pengembangan yang cukup kompleks. Misalnya model dalam rangka pembuatan bangunan dan tata kota.

b. Model Ekonomi
berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal untuk memperoleh keuntungan maksimum.

c. Model Manusia Administrasi
lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan

d. Model Manusia Mobicentrik
dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan.

e. Model Manusia Organisasi
dikemukakan oleh W. F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifar setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan.

f. Model Pengusaha Baru
dikemukakan oleh Wright Mills, menekankan pada sifat kompetitif.

g. Model Sosial
dikemukakakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situasi dibawah sadar.

h. Menurut Fisher

- Model Preskriptif
pemberian resep perbaikan, menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan berdasarkan pada proses ideal.
- Model Deskriptif
menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu berdasarkan pada realitas observasi.


2. Tipe-Tipe Proses Pengambilan Keputusan

a. Keputusan Terprogram atau Keputusan Terstruktur
keputusan yang berulang-ulang dan rutin sehingga dapat diprogram. Keputusan ini terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.
Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang dan lain-lain.

b. Keputusan Setengah Terprogram atau Setengah Terstruktur
keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci.
Contoh: Keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.

c. Keputusan Tidak Terprogram atau Tidak Terstruktur
keputusan ini tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.Informasi pengambilan keputusan tidak terstruktur, tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia serta biasanya berasal dari lingkungan luar. 


3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah

a. Trial and Error
Coba dan Salah. metode yang paling rendah tingkatannya, dilakukan oleh orang yang belum pernah mengalami atau mengenal dan belum tau sama sekali. Dalam keperawatan ini sangat berbahaya dan tidak boleh dianjurkan.

b. Intuisi
penyelesaian masalah dengan intuisi atau nalurui/bisikan hati. Penyelesaian dengan cara ini kurang dianjurkan dalam metode ilmiah, karena tidak mempunyai dasar ilmiah. Terkadang metode ini dapat memberikan jalan keluar bila intuisi ini berdasarkan analisis atau pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki.

c. Nursing Process
merupakan suatu langkah penyelesaian masalah yang sitematis dan didukung oleh rasionalisai secara ilmiah meliputi ; pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk mengatasi masalah yang terjadi pada klien.

d. Scientifik Method/ Research Process
merupakan suatu penyelesaian masalah berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika dengan pendekatan yang sitematis.


4. Pembelian

Memahami pengambilan keputusan untuk pembelian ulang. Dimana sering kali konsumen menyesal telah membeli barang yang disebabkan "lapar mata" atau emosi dan tidak mempertimbangkan sebelum melakukan pembelian sehingga barang yang sudah dibeli tidak dipaka atau hanya menjadi timbunan yang tak berguna. Tentu kita tidak menginginkan hal demikian, untuk itu konsumen harus mengenali atau memahami bagaimana langkah pengambilan keputusan dalam pembelian.

Pengambilan keputusan konsumen memiliki 3 komponen yaitu:
- Masukan (input)
mempunyai berbagai pengaruh dari luar yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan produk.
Dalam hal ini, konsumen harus mencari informasi selengkapnya tentang produk tersebut sebagai bahan pertimbangan pembelian.
- Proses
berhubungan dengan cara konsumen mengambil keputusan. Tindakan pengambilan keputusan terdiri dari 3 tahap yaitu: a. pengenalan kebutuhan (dimana konsumen dianjurkan untuk lebih mengutamakan kebutuhan yang mendesak dibanding hanya kemauan sesaat), (b) Penelitian sebelum pembelian (dimana konsumen harus mencari informasi mengenai produk dan meneliti produk agar mendapat kualitas terbaik dengan harga yang efisien), (c) Penilaian berbagai alternatif (ini dilakukan apabila tidak mendapat brang yang diinginkan tapi telah mempunya berbagai alternatif sehingga tetap dapat terpuaskan).
- Keluaran (output) 
menyangkut dua kegiatan pasca pembelian yang berhubungan erat, yaitu perilaku pembelian dan penilaian pasca pembelian. Tujuan dari dua kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap pembeliannya.


5. Diagnosa Perilaku Konsumen

Dari yang telah dijelaskan diatas maka berikut terdapat pandangan dalam pengambilan keputusan konsumen, yaitu:
- Pandangan ekonomi
dalam pandangan ini konsumen dianggap sebagai pengambil keputusan yang rasional
Misalnya: Andi ingin membeli motor yang akan digunakan untuk ke kantor sehari-hari. Pekerjaannya adalah sebagai pengantar paket, karena itu ia lebih membutuhkan motor yang hemat bensin. Terdapat motor bebek, motor matic dan motor kopling. Dari ketiga motor tersebut, motor bebek-lah yang paling irit, maka Andi memutuskan membeli motor bebek.
- Pandangan Pasif
menggambarkan konsumen sebagai orang yang pada dasarnya tunduk pada kepentingan melayani diri dan usaha promosi para pemasar. Para konsumen dianggap sebagai pembeli yang menurutkan kata hati dan irasional.
Misalnya, Nina adalah wanita yang amat meperhatikan kecantikan dirinya. Sudah berbagai sabun kecantikan ia gunakan, sampai menumpuk di lemari dalam kamar mandinya. Suatu hari Nina melihat iklan sabun kecantikan di tv dengan bintang iklan yang sangat cantik putih langsing dan bersih. Iklan tersebut menyebutkan bahwa sabun itu dapat membuat wanita menjadi cantik bak bidadari, karena tergoda dengan iklan tersebut maka tanpa pikir panjang Nina langsung memutuskan untuk membeli.
- Pandagan Kognitif
menggambarkan konsumen berada diantara pandangan ekonomi dan pandangan pasif yang ekstrim, yang tidak memperoleh pengetahuan yang mutlak mengenai semua alternatif produk yang tersedia dan karena itu tidak dapat mengambil keputusan yang sempurna, namun secara aktif mencari informasi dan berusaha mengambil keputusan yang memuaskan.
Misalnya, Dian adalah seorang gadis yang beranjak dewasa, ia merasa bahwa kulitnya hitam dan kurang bersinar. Ia ingin sekali memutihkan kulitnya, kemudian ia mencari solusi untuk memutihkan kulitnya dari cara alami sampai dengan suntik putih. Suntik putih sangat berbahaya, hanya boleh dilakukan oleh dokter ahli saja, namun itu memakan biaya yang cukup mahal, oleh karena itu Dian mencari informasi tentang suntik putih yang murah, kemudian ia menemukan situs internet yang menjual cairan suntik putih beserta alat suntiknya. Dari segi harga tentu tidak semahal apabila dilakukan oleh dokter ahli, namun dari segi keamanan tentu tidak dianjurkan. Namun karna banyak testimonial yang ditampilkan  dalam situs itu mengenai produk tersebut yang katanya bagus dan aman, maka Dian memutuskan untuk membelinya juga. 
-Pandangan Emosional
mengambil keputusan yang emosional atau impulsive (menurutkan desakan hati)
Aldo melihat tetangganya membeli mobil dengan seri terbaru. Sebelumnya Aldo telah memiliki mobil namun sudah seri lama. Karena iri melihat tetangganya memiliki mobil yang lebih bagus dengan teknologi lebih canggih, maka ia memutuskan untuk membeli mobil serupa.


Kesimpulan:
Konsumen memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi perilaku konsumen yang menyebabkan terbentuknya variasi pengambilan keputusan konsumen yang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun luar.





  • Sabtu, 12 Oktober 2013

    Segmentasi Pasar dan Analisis Demografi

    Manusia tersebar diseluruh penjuru dunia. Ada yang didaerah dingin, tropis, subtropis. Kemudian terdiri dari laku-laki dan perempuan, berpenghasilan tinggi, menengah dan rendah, beragam usia, beragam budaya dan sebagainya. Hal itu menyebabkan setiap individu memiliki ciri atau kriteria masing-masing. Menghadapi perbedaan yang nyata tersebut, para pebisnis mencari cara agar dapat menguasai pasar. Mereka menyadari bahwa terdapat banyak konsumen di dalam pasar, agar dapat mengenalinya maka mereka membentuk kelompok-kelompok konsumen yang disebut segmentasi pasar.

    1. Segmentasi Pasar

    Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dimana tiga kelompok (bagian) dapat dipilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk.

    Agar segmentasi pasar berjalan dengan efektif maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Fandy Ciptono, 2001) :
    1. Measurability, yaitu informasi mengenai ciri atau sifat dari pembeli yang dapat diukur dan dapat didekati. Misalnya jumlah masyarakat menengah kebawah sebagai calon pembeli mobil murah yang dikeluarkan oleh Honda yaitu seri Brio.
    2. Accessibility, yaitu keadaan dimana perusahaan dapat secara efektif memusatkan (mengarahkan) atau menjangkau usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih.
    3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.
    4. Dapat dilaksanakan, yaitu program yang efektif dapat dirancang untuk menarik dan melayani segmen tersebut

    a. Segmentasi dan Kepuasan Konsumen

    Perusahaan yang melakukan pengelompokkan pasar atau segmentasi pasar dapat dikatakan mereka telah memiliki motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif.
    Tujuan dari segmentasi pasar ini bukan hanya untuk kelangsungan perusahaan namun juga kepuasan konsumen, dimana dengan segmentasi pasar kita dapat mengetahui sifat-sifat konsumen sehingga dapat membidik pasar dengan baik dan melayani konsumen dengan efektif sehingga tercipta kepuasan konsumen.

    Manfaat lain dari segmentasi pasar yang dapat dikaitkan dengan kepuasan konsumen, yaitu:

    1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah. Disini perusahaan akan mengetahui lebih cepat tentang perubahan pasar, sehingga dapat menyiapkan cara dan menanggulangi masalah tersebut dengan cepat, dengan tujuan konsumen tidak kehilangan kepuasan karna produk telah dikembangkan secara dinamis sesuai dengan perubahan yang terjadi pada pasar.

    2. Dapat mendesain produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
    Disini perusahan telah mengetahui sifat, ciri dan selera pasar sehingga menciptakan produk yang sesuai dengan apa yang diharapkan pasar, dengan demikian kembali lagi kepuasan konsumen dapat terpenuhi.

    3.Dapat membedakan antara segmen satu dengan yang lainnya, mengetahui sifat-sifat masing-masing segmen dan dapat memilih segmen mana yang akan dipilih sebagai sasaran.
    Disini memungkinkan perusahaan tidak salah sasaran sehingga dapat melayani konsumen dengan efektif demi mencapai kepuasan.

    b. Segmentasi dan Profitabilitas

    Profitabilitas sangat penting dalam sebuah usaha. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan.
    Dalam segmentasi pasar, perusahaan mendapatkan manfaat yaitu perusahaan dapat menentukan pasar yang potensial dimana itu adalah perkiraan yang dapat menghasilkan keuntungan tinggi bagi perusaahan, selain itu perusahaan dapat mengarahkan dana promosi melalui media yang tepat sehingga ini akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

    Walaupun segmentasi pasar memiliki banyak manfaat dan keuntungan, segmentasi pasar juga memiliki resiko yang juga dapat merugikan perusahaan, yaitu:

    1. Biaya produksi akan lebih tinggi karena jangka waktu proses produksi yang lebih pendek.
    Ini disebabkan, waktu telah dihabiskan untuk melakukan segmentasi pasar terlebih dahulu, namun perusahan dikejar target untuk menghasilkan produk dengan jumblah yang besar sedangkan sumber daya yang dimiliki tidak cukup sehingga ini akan menambah biaya untuk menambah sumber daya demi tercapai target produksi yang diinginkan tepat waktu.

    2. Biaya penelitian/riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen yang ditetapkan.
    Biaya yang seharusnya dapat diperuntukkan sebagai biaya produksi kini bertambah untuk biaya riset, sehingga ini dapat mengurangi profit.

    3. Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon, sehingga kekayaan perusahaan berkurang dan mengurangi profit.

    4. Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa. Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk segmen yang sama.
    Tentu ini akan merugikan perusahaan. Konsumen yang seharusnya menjadi customer/pembeli produk perusahaan tersebut kemudian beralih ke pesaing dengan produk dan segmen yang sama, sehingga keuntungan yang diharapkan tidak tercapai. Belum lagi mencari cara untuk menguasai pasar kembali, itu juga membutuhkan dana yang tidak sedikit

    Dari yang telah dijabarkan diatas, segmentasi pasar sangat berpengaruh terhadap profitabilitas suatu perusahaan. Segmentasi pasar mungkin dapat meningkatkan profit atau malah merugikan suatu perusahan, oleh karena itu segmentasi pasar harus dijalankan dengan tepat agar efektif dan efesien.

    c. Penggunaan Segmentasi dalam Strategi Pemasaran

    Oleh karena segementasi pasar ini dapat menimbulkan resiko kerugian, maka harus dilakukan dengan strategi yang tepat yaitu sebagai berikut:

    - Segmentasi Pasar
    Membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan dengan kebutuhan, karakteristik atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah

    - Penetuan Target Pasar
    1. Konsenterasi segmen tunggal
    Perusahaan memilih berkonsenterasi pada segmen tertentu. Hal itu dilakukan karena dana yang terbatas, segmen tersebut tidak memiliki pesaing dan merupakan segmen yang paling tepat sebagai landasan untuk ekspansi ke segmen lainnya.
    2. Spesialisasi selektif
    Perusahaan memilih sejumlah segmen pasar yang menarik dan sesuai dengan tujuan serta sumber daya yang dimiliki.
    3. Spesialisasi pasar
    Perusahaan memusatkan diri pada upaya melayani berbagai kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu.
    4. Spesialisasi produk
    Perusahaan memusatkan diri pada pembuatan produk tertentu yang akan dijual kepada berbagai segmen pasar.
    5. Pelayanan Penuh (Full Market Coverage)
    Perusahaan berusahan melayani semua kelompok pelanggan dengan semua produk yang mungkin dibutuhkan. Hanya perusahaan besar yang mampu menerapkan strategi ini, karena dibutuhkan sumber daya yang sangat besar.

    - Pemosisian Pasar (Positionong)
    upaya identifikasi, pengembangan dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas serta unik. Disini perusahaan berfokus pada persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan bukan hanya sekedar produk fisik namun dapat mendeferensiasikan (berbeda) dengan produk lain sehingga memberi nilai superior terhadap produk tersebut.


    2. Rencana Perubahan

    Kependudukan manusia senantiasa mengalami perubahan meliputi ukuran, struktur dan distribusi penduduk. Perubahan dapat disebabkan oleh kelahiran, kematian, migrasi serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agaman atau etnitas tertentu.

    a. Analisis Konsumen dan Kebijakan Sosial

    Analisis Konsumen
    berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran didalamnya.

    Proses Pengambilan keputusan dilakukan melalu tahap-tahap berikut, yaitu:
    - Analisis kebutuhan.
    Konsumen merasa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa berasal dari stimulus diri sendiri atau eksternal, yaitu dari lingkungan bergaul, media, brosur dan lain-lain.
    -Pencarian Informasi.
    Setelah merasakan adanya kebutuhan, kemudia konsumen mencari informasi tentang barang atau jasa tersebut.
    - Evaluasi alternatif.
    Setelah menemukan produk atau jasa yang diinginkan kemudian konsumen melakukan evaluasi terhadap keuntungan atau manfaat yang diperoleh dari produk yang tersedia dengan biaya yang dikeluarkannya.
    -Keputusan Pembelian.
    Setalah melakukan evaluasi maka konsumen melakukan keputusan pembelian produk dengan merk tertentu, dengan harga dan warna tertentu.
    - Sikap Pasca Pembelian.
    Hal ini menyangkut sikap konsumen setelah membeli dan memakai produk tersebut apakah dapat tercapai kepuasaan atau tidak.

    Kebijakan Sosial
    adalah ketetapan pemerintah yang didesain secara kolektif untuk mencegah terjadinya masalah sosial, mengatasi masalah sosial dan mempromosikan kesejahteraan sebagai wujud kewajiban negara dalam memenuhi hak-hak warganya.
    Dalam garis besar, kebijakan sosial diwujudkan dalam tiga kategori, yakni perundang-undangan, program pelayanan sosial dan sistem perpajakan. Berdasarkan kategori ini, maka dapat dinyatakan bahwa setiap perundang-undangan, hukum atau peraturan daerah yang menyangkut masalah dan kehidupan sosial adalah wujud dari kebijakan sosial. Namun, tidak semua kebijakan sosial berbentuk perundang-undangan.

    b. Perubahan Struktur Pasar Konsumen

    Dalam pasar konsumen segala kemungkinan dapat terjadi oleh karena itu struktur pasar konsumen dapat berubah sesuai dengan situasi yang terjadi, yaitu meliputi, Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli.

    - Pasar Persaingan Sempurna
    terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi prduk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak.

    -Pasar Monopolistik
    jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa, namun dimana konsumen produk tersebut berbeda-beda.

    -Pasar Oligopoli
    didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area.

    - Pasar Monopoli
    terjadi jika didalam pasar hanya terdiri dari satu produsen



    Kesimpulan:

    Dari yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam perusahaan alangkah baiknya bila melakukan segmentasi pasar sehingga dapat mengevaluasi dan memilih segmen pasar sesuai dengan sumber daya yang dimiliki dan dapat mengarahkan program pemasaran dengan kesempatan pasar yang dimiliki





    sumber:

    http://coecoesm.wordpress.com/2011/11/28/segmentasi-pasar/
    http://id.wikipedia.org/wiki/Segmentasi_pasar
    http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/segmentasi-pasar-definisi-manfaat-dan.html
    http://pengetahuantentangsegmentasipasar.blogspot.com/
    http://id.wikipedia.org/wiki/Demografi
    http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/segmentasi-pasar-7/
    http://pemasarandankeuangan.blogspot.com/2013/04/perubahan-struktur-pasar-konsumen.html
    http://kebijakansosial.wordpress.com/about/
    http://id.scribd.com/doc/77619210/Analisis-Konsumen


    www.gunadarma.ac.id

    Jumat, 04 Oktober 2013

    PERILAKU KONSUMEN


    Kita sering mendengar istilah konsumen. Konsumen sering dikaitkan dengan si pembeli atau si pemakai. Dalam dunia bisnis, keberadaan konsumen menjadi sangat penting dimana merupakan penopang hidup suatu perusahaan. Konsumen dapat terdiri dari berbagai macam individu atau kelompok yang memiliki pola pikir berbeda, Konsumen A tidak selalu akan berselera sama dengan Konsumen B, ada hal-hal yang membuat perilaku mereka berbeda dalam menentukan dalam mengkonsumsi suatu produk, untuk itu kita mengenal perilaku konsumen.


    1. Apa itu Perilaku Konsumen

    Perilaku Konsumen (menurut Wikipedia) adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, pengguanaan serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

    Perilaku konsumen menurut para Ahli:

    a. Gerald Zaltman - Melanie Wallendorf (1979)
    Perilaku konsumen adalah tindakan - tindakan proses dan hubungan sosian yang dilakukan individu, kelompok dan organisasi dalam mendapatkan dan menggunan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dari produk, pelayanan dan suber - sumber lainnya

    b. David L. Loudon - Albert J. Della Bitta (1984)
    Perilau konsumen adalah sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang - barang dan jasa

    c. James F. Engel (1968)
    Perilaku konsumen adalah tindakan - tindakan indiv idu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang - barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menetukan tindakan - tindakan tersebut. 

    Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan mengenai perilaku konsumen, saya dapat menyimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses dimana konsumen memilih dan mengevaluasi suatu produk yang akan dia belanjakan atau beli sampai ke penggunaannya untuk memenuhi keinginan dan kebutuha


    2. Pemikiran yang benar tentang kosumen
    Kita sudah berbicara tentang perilaku konsumen, tapi disini belum dibahas tentang apa itu konsumen? Siapakah sebenarnya konsumen? 

    Konsumen adalah seseorang atau sekelompok orang yang membeli suatu barang untuk dipakai sendiri dan tidak untuk dijual kembali. Apabila dijual kembali maka itu bukan termasuk konsumen melainkan pengecer atau distributor. 

    Sering kita mendengar istilah "Konsumen adalah Raja" ya, seperti kita ketahui bahwa konsumen memegang peranan penting bagi produsen dalam menjalankan bisnisnya, dimana sekarang para produsen menekankan pada kepuasan konsumen. Namun, semua konsumen memiliki ciri atau karakteristik yang berbeda - beda, dimana memerlukan pelayanan dan keinginan yang bermacam - macam. Oleh karena itu, sebelum memasarkan produknya, seorang produsen harus tau ciri - ciri dari konsumennya agar dapat menciptakan produk dan melayani sesuai dengan keinginan pasar.

    Maka disini kita akan mengenal ciri - ciri dari Konsumen, yaitu :

    a. Geografis
    Disini konsumen dibedakan berdasarkan tempat tinggal mereka dalam suatu benua, negara, kota, desa, kemudian lingkungan yang beriklim dingin, tropis, subtropis. 

    b. Demografis
    Disini konsumen dibedakan berdasarkan usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan dan kelas sosial.

    c. Psikografis
    Disini konsumen dibedakan berdasarkan kelas sosial, gaya hidup dan / atau kepribadian.

    Ciri - ciri diatas dapat membantu menentukan segmentasi pasar, namun tidak semua ciri (variabel) diatas dapat digunakan, melainkan harus disesuaikan dengan produk yang akan diteliti.

    Cakupan Ilmu Perilaku Konsumen

    1. Metode Riset 
    yaitu ilmu yang mempelajari tentang proses memperoleh pengetahuan dan pemberi artian yang terus menerus terhadap sekumpulan individu, komunitas atau organisasi yang dilakukan secara mendetail dan melalui percobaan atau penelitian untuk menemukan sesuatu yang baru atau keputusan yang akan diambil untuk dilakukan.

    2. Pemasaran
    Ilmu menyampaikan penawaran kepada target market sehingga terjadi penjualan yang berkesinambungan.

    3. Teori Pengambilan Keputusan
    Ilmu teknik - teknik analisi yang saling berhubungan dari sejumlah tingkat pemikiran yang berbeda - beda dimana teknik - teknik analisis tersebut telah tersusun secara sistematis dan ilmiah yang didesain untuk memilih suatu keputusan dari sejumlah alternatif keputusan yang ada.

    Dari ketiga cakupan ilmu mengenai perilaku konsumen diatas dapat dilihat bahwa  sebagian besar berfokus pada proses yang dilakukan sampai ke-pengambilan keputusan akan sesuatu yang dimana itu merupakan perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan terhadap suatu produk yang akan dikonsumsi. Serta cakupan ilmu diatas berkaitan dengan pemasaran yaitu penyampaian produk ke konsumen agar konsumen mengenal sehingga dengan cara bagaimana produk tersebut sampai ke konsumen.


    3. Penelitian konsumen sebgai suatu bidang yang dinamis

    Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen, yaitu :

    1.  Pendekatan Interpretif
    Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Dilakukan dengan melalui wawancaran panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan meenggunakannya.

    2. Pendekatan Tradisional
    didasari oleh ilmu psikologi kognitif, sosial dan behaviorial dari ilmu sosiologi. pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori da metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen.
    Dilakukan melalui eksperimen dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana konsumen memproses informasi, mebuat keputusan serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.

    3. Sains Pemasaran
    didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk mempredikisi pengaruh strategu marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.


    KESIMPULAN :

    Dari yang sudah dipaparkan dalam tulisan ini kita mengetahui bahwa, konsumen merupakan pemegang terakhir suatu produk artinya ia adalah si pemakai, dimana setiap orang tentu ingin mendapatkan yang terbaik untuk dirinya sehingga sebelum si pemakai (konsumen) mengkonsumsi produk tersebut perlu dilakukan suatu pemilahan dan pengevaluasian agar tercapai suatu kepuasan yang diinginkan yang disebut perilaku konsumen.







    Sumber :



    www.gunadarma.ac.id