Sabtu, 28 Desember 2013

KELAS SOSIAL DAN KELOMPOK STATUS

A. Kelas Sosial dan Status Sosial

Kelas Sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.

Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.

B. Klasifikasi Kelas Sosial


1)   
Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
    - Golongan sangat kaya;
    - Golongan kaya dan;
    - Golongan miskin.
     2)
Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
b. Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi.

Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis
karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis.
Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat,
yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.

    3)
Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b. Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)


C. Kelas Sosial terhadap Maret

Golongan kelas sosial yang terbentuk dalam masyarakat membuat kebutuhan yang dibutuhkan dalam setiap golongan berbeda-beda. Misal: orang golongan miskin, memprioritaskan kebutuhan makan yang mungkin dalam keseharian kebutuhan tersebut tidak selalu didapatnya atau tidak sesuai dengan harapan, maka dari itu kebutuhan mereka yang terpenting adalah kebutuhan pokok untuk bertahan hidup.
Golongan orang menengah sudah mempunyai kebutuhan lain selain kebutuhan pokok, karena penghasilannya yang lebih tinggi dari orang miskin, tentu mereka memiliki keinginan barang sekunder atau mungkin tersier demi mengangkat status sosial mereka juga. Karena mereka tidak ingin disamakan dengan orang miskin, walaupun mereka tidak bisa hidup seperti orang yang sangat kaya. Kebutuhan pokok tetap menjadi priorias utama, namun memiliki keinginan lain (sekunder/tersier) demi mencapai kepuasan dan menunjang kehidupan serta status sosialnya.
Untuk golongan orang yang sangat kaya, yang notabene kebutuhan pokok dan sekunder sudah pasti dapat tepenuhi, mereka biasanya juga memfokuskan pada kebutuhan tersier yaitu kebutuhan akan barang mewah demi menunjang gaya hidup mereka yang serba mewah dan menaikkan ststus sosial. Biasanya kalangan atas (orang kaya) banyak yang berperang dalam gaya hidup dan barang barang mahal, dimana sangat memperhatikan gengsi.

D. Pemasaran untuk Kelas Sosial

Karena kebutuhan yang berbeda-beda dalam setiap golongan, maka pemasar harus bisa menenutkan barang apa yang akan dijual, dan sasaran konsumen yang dibidik serta tempat penjualannya. Tidak mungkin tempat spa mewah berada dilingkungan kumuh (orang miskin), yang dimana mereka tidak membutuhkannya. 
Atau tukang penjual asongan yang berdagang disekitar komplek yang sepi, akan sulit sekali laku karena para penghuni lebih memilih membeli minuman atau rokok di supermarket. 
Untuk itu para marketers harus bisa menyesuaikan dengan lingkungan kelas sosial.




sumber:

http://okayana.blogspot.com/2010/06/kelas-sosial-status-sosial-peranan.html
http://www.organisasi.org/1970/01/arti-definisi-pengertian-status-sosial-kelas-sosial-stratifikasi-diferensiasi-dalam-masyarakat.html





www.gunadarma.ac.id
baak,gunadarma.ac.id

Sabtu, 14 Desember 2013

DINAMIKA KELOMPOK DAN KELOMPOK RUJUKAN

A. Kelompok Rujukan
Kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi komparatif, fungsi normatif dan fungsi perspektif.

B. Keluarga dan Studi Perilaku Konsumen
Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi (perilaku konsumen) adalah penting, tetapi sering diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan, yaitu:
Pertama, banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga.
Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan keluarga, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam berbagai tahap keputusan. 
Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga lain didalam keluarganya. contohnya, anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai oleh orangtuanya

C. Variabel yang Mempengaruhi Pembelian
Ada 4 variabel struktural yang mempengaruhi pembelian dalam keluarga, yaitu:
1. Usia kepala rumah tangga atau keluarga
Usia kepala rumah tangga merupakan variabel yang mempengaruhi pembelian dalam keluarga, dimana sang kepala keluarga yang membuat keputusan dalam keluarga. Kepala keluarga dengan usia matang tentu lebih mengalokasikan pendapatannya ke hal yang lebih untuk mempersiapkan masa depan
2. Status perkawinan
Keperluan seorang yang single dengan yang sudah bersuami/istri tentu berbeda. Karena itu sangat mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Kehadiran anak
Kehadiran anak juga sangat menetukan pengalokasian pendapatan, mungkin bagi yang belum punya anak lebih mengalokasikan pendapatan untuk kepentingan berdua (suami dan istri), namun dengan kehadiran anak maka dana akan dialokasikan untuk anak mereka, dari pakaian, makanan, mainan dan untuk masa depan anak.
4. Status Pekerjaan
Seorang anggota keluarga yang mempunyai pekerjaan tetap tetap akan lebih berani membeli seuatu daripada yang pekerjaannya tidak tetap.

D. Siklus Keluarga Tradisional
Siklus kehidupan keluarga tradisional, yaitu:
1. Tahap sarjana muda : muda, single
2. Pasangan muda yang baru menikah : muda, tidak ada anak
3. Full Nest I : pasangan yang usia pernikahannya masih muda, dan memiliki anak bungsu dibawah 6tahun
4. Full Nest II : pasangan yang usia pernikahannya masih muda dan memiliki anak bungsu usia 6tahun atau lebih
5. Full Nest III : pasangan yang usia pernikahannya lebih tua, dengan anak masih tinggal bersama
6. Empty Nest I : pasangan yang usia pernikahannya lebih tua dengan tanpa anak yang tinggal bersama dan kepala keluarga masih bekerja.
7. Empty Nest II : pasangan yang usia pernikahannya lebih tua dengan tanpa anak yang tinggal bersama mereka dan kepala keluarga pensiun
8. Solitary Survivor I : orang tua tunggal dalam angkatan kerja (orang tua tunggal yang bekerja)
9. Solitary Survivor II : orang tua tunggal yang telah pensiun

E.  Struktur Keluarga dan Rumah Tangga yang Berubah
Keluarga atau rumah tangga dapat mengalami perubahan, yaitu diantaranya:
1. Menikah atau Single
2. Ukuran Rumah Tangga
3. Perkawinan dalam usia lebih lanjut
4. Boom orang single
5. Perceraian
6. Orang-orang single yang hidup bersama
7. Perkawinan kembali

F. Metodelogi Penelitian untuk Studi tentang Keputusan Keluarga
Berikut adalah metode penelitian dalam studi tentang pengambilan keputusan dalam keluarga, yaitu:
1. Kerangka Proses Keputusan
Metodologi proses diberikan oleh Wilkes, yang merasa bahwa pernyataan berikut ini berguna untuk pengaruh keluarga, yaitu:
- Siapa yang bertanggung jawab untuk pengenalan awal?
- Siapa yang bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai alternatif pembelian?
- Siapa yang mengambil keputusan akhir mengenai alternatif mana yang harus dibeli?
- Siapa yang membuat pembelian aktual terhadap produk?
2. Kategori Struktur Peran
kategori struktur peran yang relevan dalam proyel penelitian bergantung pada produk atau jasa yang sedang dipertimbangkan, tetapi dalam banyak kategori produk hanya suami dan istri yang terlibat.
3. Bias Wawancara
Jenis kelamin pewawancara atau pengamat mungkin mempengaruhi peranan yang menurut suami dan istri mereka mainkan dalam situasi pembelian. Untuk mengatasi bias ini harus digunakan kuesioner yang dikerjakan sendiri atau jenis kelamin pengamat harus diatur secara acak untuk responden



www.gunadarma.ac.id
baak.gunadarma.ac.id