PENDAHULUAN
Makanan khas Indonesia sangat banyak sekali atau beragam. Setiap daerah memiliki makanan khasnya masing-masing. Lingkungan atau alam suatu wilayah juga mempengaruhi makanan dan selera dari masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut.
Saat kami diharuskan untuk memilih salah satu masakan Indonesia cukup sulit ditambah kami tidak boleh untuk menelusuri makanan khas dari daerah asal kami. Kami berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, sehingga kami memilih masakan yang bukan dari daerah tersebut. Kami tertarik dengan soto banjar, karena kami sendiri pun tidak pernah merasakan bagaimana rasa dari soto banjar.
Soto banjar kurang popular dibandingkan makanan khas Indonesia ataupun soto lainnya seperti soto babat, soto betawi, soto bandung atau coto makasar. Warung makan di dekat tempat tinggal kami jarang dan bahkan kami tidak menemukan warung makan yang menawarkan soto banjar. Karena itu kami membuat soto banjar sendiri dengan resep yang ada.
Soto Banjar adalah soto khas suku Banjar, Kalimantan Selatan dengan bahan utama ayam dan beraroma harum rempah-rempah seperti kayu manis, biji pala, dan cengkeh. Soto berisi daging ayam yang sudah disuwir-suwir, dengan tambahan perkedel atau kentang rebus, rebusan telur, dan ketupat.
Seperti halnya soto ayam, bumbu Soto Banjar berupa bawang merah, bawang putih dan merica, tapi tidak memakai kunyit. Bumbu ditumis lebih dulu dengan sedikit minyak goreng atau minyak samin hingga harum sebelum dimasukkan ke dalam kuah rebusan ayam. Rempah-rempah nantinya diangkat agar tidak ikut masuk ke dalam mangkuk sewaktu dihidangkan.
Bedanya dengan soto ayam adalah soto banjar menggunakan susu, sehingga lebih terasa manis dibandingkan dengan soto ayam, kuahnya pun lebih kental, ada tambahan perkedel atau kentang rebus, dan rebusan telur. Soto banjar selain disajikan bersama lonting juga dapat disajikan bersama nasi.
Masyarakat banjarmasih biasa menyajikan soto banjar saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Jika orang kebanyakan memasak opor ayam atau rendang, masyarakat Banjarmasin lebih memilih menggantinya dengan Soto Banjar sebab komposisi dalam soto tersebut lebih banyak. Kebanyak orang berpendapat sehabis memakan makanan berkuah akan membuat tubuh menjadi bertenaga kembali, sama halnya dengan memakan soto banjar, banyak yang berpendapat demikian dan mereka yang mencicipi soto banjar biasanya tidak merasa cukup dengan satu porsi yaitu terdiri dari satu mangkuk soto dan ketupat atau nasi.
Dari pengalaman kami mencicipi soto banjar yang kami buat sendiri mengikuti resep yang ada, memang terdapat perbedaan pada rasa yang lebih manis dan kuahnya yang lebih kental. Adanya perkedel dan rebusan telur juga menambah nikmat. Nasi kami sajikan dengan menaburi bawang goreng diatasnya dan perasan jeruk nipis kedalam mangkuk soto yang semakin menambah segar soto banjar buatan kami sendiri.
Resep Soto Banjar
Bahan-bahan:
* 1 ekor ayam potong 4 bagian
* 1500 cc air
* 250 cc susu cair
* 5 cm keju manis
* 2 butir cengkeh
* 1 sendok the garam
* 1 sendok the lada bubuk
KESIMPULAN
Bahan yang dihaluskan:
* 6 butir bawang merah
* 2 siung bawang merah
* 2 siung bawang merah
Pelengkap:
* Perkedel kentang
* 25 gram soun, rendam air panas, sampai lunak, tiriskan
* 3 butir telur rebus, potong-potong
* Bawang goreng secukupnya
* 2 batang daun seladri, iris halus
* Air jeruk nipis secukupnya
* 25 gram soun, rendam air panas, sampai lunak, tiriskan
* 3 butir telur rebus, potong-potong
* Bawang goreng secukupnya
* 2 batang daun seladri, iris halus
* Air jeruk nipis secukupnya
Cara Membuat Soto Banjar:
1. Rebus ayam dengan 1500 air sampai empuk, suir-suir
2. Tumis bumbu halus hingga harum, masukkan kayu manis, garam, lada, cengkeh, susu cair. Tambahkan sisa air rebusan ayam, aduk rata. Masak hingga mendidih dan matang, angkat
3. Tata dimangkuk, soun, daging ayam, perkedel, telur, air jeruk nipis. Tuang kuah panas-panas. Beri bawang dan daun seledri.
Soto banjar merupakan makanan alternatif bagi orang yang bosan dan ingin mengganti menu pada saat hari raya Idul Fitri. Kita sebagai warga Indonesia seharusnya bangga dengan masakan khas kita karna itu termasuk budaya dan jati diri kita, kita dapat menjaganya agar tetap ada dengan menyajikannya tidak hanya hari raya, tetapi pada saat keseharian kita.
LAMPIRAN