Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.
Motivasi menurut para ahli, yaitu:
1. Wexley & Yukl (dalam As'ad, 1987)
Motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
2. Mitchell (dalam Winardi, 2002)
Motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbuknya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunteer) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
3. Gray (dalam Winardi, 2002)
Motivasi merupakan sejumlahlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
4. Morgan (dalam Soemanto, 1987)
Motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dan motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behaviour) dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goal or ends of such behaviour).
5. McDonald (dalam Soemanto, 1987)
mendefinisikan Motivasi sebagai perubahan tenaga didalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan.
6. Suprihanto dkk, 2003
Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
b. Dinamika Proses Motivasi
Menurut Winardi (2007) proses motivasi yaitu:
1. Diawali dengan timbulnya keinginan, adanya kebutuhan dan munculnya harapan atau expectancy.
Hal ini akan mengakibatkan timbulnya ketegangan-ketegangan (tensi) pada diri individu yang dianggap kurang menyenangkan.
2. Menganggap perilaku tertentu dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan yang dirasakan sehingga orang yang bersangkutan melakukan suatu perilaku.
3. Perilaku tersebut diarahkan kepada tujuan untuk mengurangi kondisi ketegangan yang dirasakan.
4. Dimulainya perilaku tersebut menyebabkantimbulnya petunjuk-petunjuk yang memberikan umpan balik (informasi) kepada orang yang bersangkutan tentang dampak perilakunya.
Dalam tulisan ini lebih merujuk kepada konsumen. Sehingga dinamika proses motivasi (konsumen), yaitu:
1. Tujuan
Perusahaan harus bisa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
2. Mengetahui kepentingan
Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya diliat dari kepentingan perusahaan semata.
3. Komunikasi efektif
Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4. Integrasi tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuam individu konsumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan, kedua kepentingan diatas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5. Fasilitas
Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
c. Tujuan Motivasi Konsumen
1. Meningkatkan kepuasan konsumen
Karena dengan memotivasi konsumen, perusahaan dapat mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata. Dengan mengetahui apa yang diinginkan konsumen, perusahaan dapat melakukan rencana untuk peningkatan kepuasan konsumen.
2. Mempertahankan loyalitas
Dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan, perusahaan akan menyatukan keinginan perusahaan tersebut dengan konsumen sehingga terjadi penyesuaian motivasi yang akan membuat konsumen loyal terhadap perusahaan tersebut/
3. Efisien
Dalam proses motivasi konsumen, perusahaan menyediakan fasilitas sehingga konsumen dapat memperoleh barang dan jasa dengan mudah dan efisien.
4. Efektifitas
Proses motivasi konsumen mengakibatkan perusahaan mengetahu keinginan konsumen, sehingga perencanaan produk dan pemasaran produk dapat lebih efektif dan tepat sasaran.
5. Menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dengan pembeli atau konsumen
Karena produsen telah memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen dengan baik, makan akan ada feedback dari konsumen itu sendiri (positif) sehingga dapat menjalin hubungan yang harmonis karena satu sama lain merasa saling diuntungkan.
d. Asas Motivasi
1. Asas Mengikutsertakan
Asas ini berusaha untuk memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan pembelian.
2.Asas Komunikasi
Menginformasikan secara jelas tentang yang ingin dicapai, acara mengerjakannya dan kendala yang dihadapi.
3.Asas Pengakuan
Memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada konsumen atas prestasi yang dicapainya.
4.Asas Wewenang yang Didelegasikan
Memberikan kebebasan kepada konsumen untuk mengambil keputusan dan beraktivitas sebebas-bebasnya tapi masih ada aturan yang membatasi.
5. Asas Perhatian Timbul Balik
Memotivasi konsumen dengan mengemukakan keinginan dan harapan perusahaan disamping berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan konsumen dan produsen.
Jadi, asas motivasi yang diterapkan harus dapat meningktakan produktivitas pembelian dan memberikan kepuasan kepada konsumen.
e. Kebutuhan dan Tujuan dalam Konteks Perilaku Konsumen
Setiap orang mempunyai berbagai kebutuhan dan tujuannya, yaitu:
1. Kebutuhan dasar bersifat fisiologis (biogenis), meliputi; kebutuhan akan makanan, air, udara, pakaian, perumahan dan seks.
Tujuan dari kebutuhan ini adalah untuk meneruskan kehidupan biologis sehingga dianggap sebagai kebutuhan primer atau motif primer.
2. Kebutuhan perolehan (acquired need) mencakup kebutuhan memperoleh penghargaan diri, martabat (membeli barang dan mengenakan barang yang mahal akan mengangkat status sosial sesorang) kasih sayang, kekuasaan dan pengetahuan.
Tujuan dari kebutuhan ini untuk memperoleh hal yang bersifat psikologis sehingga dianggap kebutuhan sekunder atau motif sekunder.
f. Klasifikasi Motif
Seiring perkembangan zaman maka akan timbul banyak motif baru, motif diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Motif Primer dan Motif Sekunder
Motif Primer, yaitu motif yang bergantung pada keadaan organik individu (biogenis).
Motif Sekunder, yaitu lebih cenderung pada hal-hal diluar tubuh (fisik)/psikologis dan pengalaman.
2. Motif Intrinsik dan Motif Ekstrinsik
Motif Intrisik, yaitu dorongan yang timbul dari diri sendiri atas kesadaran sendiri.
Motif Ekstrinsik, yaitu dorongan yang berasal dari luar berupa rangsangan dari luar yang mendorong seseorang agar punya keinginan untuk melakukan sesuatu hal.
3. Motif Mendekat dan Motif Menjauh
Motif Mendekat, yaitu motif yang bila bereaksi terhadap stimulus yang datang bersifat mendekati stimulus.
Motif Menjauh, yaitu bila respons terhadap stimulus yang datang sifatnya menghindari stimulus.
4. Motif Sadar dan Motif Tak Sadar
Motif Sadar, yaitu motif yang muncul dan kita tau alasannya mengapa kita ingin melakukan sesuatu hal tersebut.
Motif Tak Sadar, yaitu dorongan yang entah dari mana datangnya, tiba-tiba saja dorongan itu muncul begitu saja dan kita tidak tau alasannya.
5. Motif Biogenetis, Motif Sosiogenetis dan Motif Teogenetis
Motif Biogenesis, yaitu motif yang berasal dari kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya secara biologis, bercorak universal dan kurang terikat pada lingkungan kebudayaan tempat manusia tersebut berada dan berkembang.
Motif Sosiogenetis, yaitu motif yang dipelajari orang berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang.
Motif Teogenetis, yaitu berasal dari interaksi antara manusia dan Tuhan, seperti (ibadah, beramal).
g. Metode dan Bentuk Pemberian Motivasi
1. Direct Motivation
motivasi (materil dan non-materil) yang diberikan kepada seseorang secara langsung untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya.
2. Indirect Motivation
motivasi yang diberikan hanya merupakan berbagai fasilitas yang mendukung atau yang menunjang gairah untuk melakukan sesuatu (pembelian untuk konsumen)
h. Hierarki Kebutuhan Maslow
1. Kebutuhan Fisiologi (paling bawah)
Kebutuhan akan rasa lapar, haus, seksual dan kebutuhan fisik lainnya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
3. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan akan rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan dan persahabatan.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan atas harga diri (internal dan eksternal).
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan untu memenuhi diri seseorang melalui pemaksimuman penggunaan kemampuan, keahlian dan potensi.
i. Teori - Teori Kebutuhan
1. Teori Tingkat Kebutuhan Abraham Maslow
Maslow membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusi terdapat hierarki dari 5 kebutuhan yaitu:
fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri.
2. Teori Kebutuhan Mc Clelland
Berfokus pada 3 kebutuhan, yaitu: kebutuhan berprestasi, kebutuhan berkuasa dan kebutuhan berafiliasi (menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab).
3. Teori dua faktor Herzberg
menyatakan bahwa manusia mempunyai dua kebutuhan yang harus dipuaskan, yaitu:
a. Lingkungan kerja yang sehat dan aman
b. Perkembangan dan Pertumbuhan diri
4. Teori X dan Y Mc Gregor
Ada 4 asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X
a. Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya
b. Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal
d. Sebagian karyawan menempatkan keamanan diatas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula 4 asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y, yaitu:
a. Karyawan menganggao kerja sebagai hal yang menyenangkan
b. Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai tujuan.
c. Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari dan bertanggung jawab
d. Karyawan mampu mebuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.
j.Kelebihan dan Kekurangan Teori Motivasi
Disini akan dibahas kelebihan dan kekurangan Teori Abraham Maslow, yaitu:
Kelebihan : telah memperoleh pengakuan luas, memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia jamak (bertingkat) dan berbobot.
Kelemahan : secara umum riset tidak memberikan kebenaran empiris tentang teori ini, pada teori ini disebutkan bahwa kebutuhan manusia bertingkat-tingkat namun pada kenyataanya manusia ingin kebutuhannya sekaligus terpenuhi.
k. Riset/Penelitian Motivasi
Riset motivasi merupakan riset kualitatif yang direncanakan untuk mengadakan riset dibawah tingkat kesadaran konsumen. Walaupun ada beberapa kelemahan, riset motivasi terbukti sangat berharga bagi para pemasar berkaitan dengan usaha untuk mengembangkan berbagai gagasan baru dan daya tarik naskah iklan yang baru
l. Keterlibatan
Setiap manusia akan melakukan pengambilan keputusan, seseorang terlebih dahulu mempertimbangkannya, memutuskan baik/buruknya, kurang/lebihnya atau untung/ruginya. Dalam kasus itu, seseorang melakukan proses keterlibatan antara sesuatu yang dipikirkan dengan diri sendiri.
m. Fokus Keterlibatan
Dalam tulisan ini kita akan membahas pengertian keterlibatan konsumen. Beberapa pakar manajemen pemasaran mengungkapkan apa itu keterlibatan konsumen, yaitu:
1. Engel, Blackwell dan Miniard
Keterlibatan konsumen diartikan sebagai tingkat kepentingan oribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi yang spesifik. Keterlibatan yang paling baik dipahami sebagai fungsi dari orang, objek dan situasi.
2. Pride and Ferrel
Tingkat keterlibatan konsumen merupakan alasan mengapa konsumen termotivasi untuk mencari informasi produk dan merk tertentu.
3. Peter dan Olson
Keterlibatan merupakan status motivasi yang menggerakan serta mengarahkan perilaku konsumen pada saat membuat keputusan.
n. Dasar Arti-Akhir bagi Keterlibatan
Rantai arti-akhir (means-end chain) adalah suatu struktur pengetahuan yang menghubungkan pengetahuan konsumen tentang ciri produk dengan pengetahuan konsekuensi dan nilai. Konsumen berpikir tentang ciri produk secara subjektif dalam konteks konsekuensi pribadi.
o. Faktor - Faktor yang mempengaruhi Keterlibatan
Faktor yang mempengaruhi keterlibatan konsumen adalah:
1. Faktor Materialisme, Kegunaan Produk, Inovasi
2. Faktor Stimulan
3. Faktor Situasi
p. Beberapa Faktor Antesedan dari Keterlibatan
Faktor antesedan dari keterlibatan yaitu misalnya:
1. Faktor anteseden keterlibatan dengan keterlibatan produk
Keterlibatan Produk dipengaruhi nyata oleh faktor inovasi dan simulan yaitu, seberapa baguskah prosuk tersebut (apakah lain daripada yang lain/ memiliki inovasi) sehingga merangsang konsumen untuk membeli
2. Faktor anteseden keterlibatan dengan keterlibatan keputusan pembelian
dipengaruhi oleh faktor stimulan dan materialisme, yaitu kosumen akan terangsang (terstimulus) untuk membeli produk dengan mempertimbangkan dari segi materi.
3. Faktor anteseden keterlibatan dengan keterlibatan iklan
dipengaruhi nyata oleh faktor inovasi, yaitu produsen dituntut untuk melakukan sebuah inovasi dalam mengiklankan produknya agar dapat menarik pembeli.
q. Bentuk Keterlibatan dari Hasil
1. Keterlibatan Tinggi ( High Involvement )
Sejalan dengan naiknya keterlibatan, konsumen memproses informasi dengan lebih mendalam. Kenaikan pemrosesan informasi ini umumnya juga akan meningkatkan tingkat rangsangan. Konsumen akan berfikir lebih keras tentang keputusan yang dilakukan pada situasi keterlibatan tinggi.
Hasilnya, para pengiklan harus mengembangkan pesan-pesan iklan yang kompleks (rinci dan informative)
2. Keterlibatan Rendah (Low Involvement)
Perilaku keterlibatan rendah terjadi ketika konsumen dalam pembeliannya tidak begitu terlibat. Dengan kata lain, konsumen tidak terlalu memikirkan merk produk apa yang harus dibeli, dimana dibelinya, yang penting kebutuhannya terpenuhi.
Hasilnya akan mengubah pembelian terhadap merk lain karena konsumen tidak terlalu terlibat dalam pembelian suatu merk produk.
r. Mengukur Keterlibatan
Pengukuran keterlibatan dapat dilakukan dengan:
1. Keterlibatan secara kognitif
mengukur persepsi terhadap resiko dan alasan pembelian => Keterlibatan keputusan pembelian.
2. Keterlibatan dalam aspek perilaku mengukur pencarian & evaluasi informasi tentang suatu produk => Keterlibatan dalam pilihan produk (merk) :
a. Keterlibatan kelas produk => nilai individu
b. Keterlibatan spesifik kelas produk.
Sumber:
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/teori-motivasi-abraham-maslow-2/
http://myblogs-allwords.blogspot.com/2012/01/teori-teori-motivasiteori.html
http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/16/klasifikasi-motif-325197.html
http://hardi2010.wordpress.com/pengaruh-budaya-terhadap-perilaku-konsumen/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37903/4/Chapter%20II.pdf
http://delviadelvi.wordpress.com/2011/01/20/sikap-motivasi-dan-konsep-diri-terhadap-perilaku-konsumen/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24783/4/Chapter%20II.pdf
http://www.duniapsikologi.com/pengertian-motivasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
http://al-myfirstblog.blogspot.com/2010/05/motivasi-konsumen.html
http://frommarketing.blogspot.com/2009/06/pengertian-keterlibatan-konsumen.html
http://www.slideshare.net/dessyarifina/ppt4-pengenalan-produk
http://wantojunior.blogspot.com/2010/12/keterlibatan-involvement.html
http://repository.mb.ipb.ac.id/1544/
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:LtxvWOwhmXsJ:febrika.16mb.com/RISKON/MATERI_UTS/Mg%25202%2520Pengukuran%2520Motivasi%25202012%2520.ppt+&cd=3&hl=en&ct=clnk
www.gunadarma.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar