Kamis, 01 Januari 2015

Tulisan 6 Etika Bisnis

PERT (Program Evaluation and Review Technique)
A.    Pengertian PERT
PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek (febrianto,2011).
PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique (teknik menilai dan meninjau kembali program), teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek (Upadi,2011).
T. Hari Handoko (1993 hal. : 401) mengemukakan bahwa, PERT adalah suatu metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan biaya.
Menurut Saleh Mubarak dalam bukunya yang berjudul Construction Project Scheduling and Control-2nd ed: “PERT is an event-oriented network analysis technique used to estimate project duration when individual activity duration estimates are highly uncertain.”
 PERT adalah suatu kondisi yang berorientasi analisis jaringan teknik yang digunakan untuk memperkirakan durasi proyek ketika memperkirakan durasi kegiatan individu yang sangat tidak pasti.



B.    Sejarah Perkembangan
Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Pada pertengahan tahun 1950-an oleh Angkatan Laut Amerika Serikat. Pemerintah AS ditemukan Rusia sedang mengembangkan teknologi rudal mereka sendiri, dan karena keamanan nasional yang dipertaruhkan Angkatan Laut segera meluncurkan program mereka sendiri untuk menutup kesenjangan rudal. Proyek ini sangat besar, dan jadi penting untuk Angkatan Laut untuk melakukan penelitian tentang perencanaan dan pengendalian rumit proyek. Penelitian ini disebut sebagai Evaluasi Program Penelitian Tugas (kode-nama PERT). Pada bulan Februari tahun 1958, Dr C.E. Clark, dari tim PERT, memperkenalkan Diagram panah pertama. PERT, kemudian disebut sebagai Evaluasi Program dan Ulasan Teknik, diaplikasikan pada Program Rudal Balistik 3 Armada akhir tahun itu. Dengan lebih dari 3.000 kontraktor, vendor, dan lainnya tim yang terlibat, itu penting strategis untuk menyelesaikan proyek dengan cepat dan efisien. PERT membuktikan nilainya, dan diberikan kredit untuk mengambil dua tahun dari perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengembangkan rudal Polaris, dan masih standar untuk semua proyek Angkatan Laut saat ini.
PERT dikembangkan oleh perusahaan konsultan Booz-Allen and Hamilton pada tahun 1958-1959 ketika mereka diminta oleh Lockheed Aircraft Corporation untuk menyusun model perencanaan dan pengendalian proyek Polaris Weapon System, yaitu proyek khusus dari US Navy. Kehandalan model PERT sebagai alat bantu dalam perencanaan dan pengendalian operasi diuji pada proyek tersebut, dan ternyata sukses luar biasa. PERT, dalam proyek Polaris, berhasil mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan 250 kontraktor utama, lebih dari 9000 subkontraktor, sejumlah agen, dan ribuan individu sehingga proyek tersebut bisa diselesaikan enam belas bulan lebih cepat dari taksiran semula. Sebagai dampak dari keberhasilan itu, pemerintah Amerika kemudian menerapkan PERT pada proyek-proyek berikutnya seperti proyek angkatan udara, yaitu: Minuteman, Skybolt, dan Dyna-Soar serta proyek angkatan laut yang lainyaitu Nike-Zeus.
Sejak saat itu, PERT menyebar dengan pesat pada industri pertahanan dan ruang angkasa. Kehandalan PERT sebagai alat perencanaan yang efektif tercermin pula pada keputusan pemerintah Amerika (1962) yang menghendaki penggunaan PERT pada kontrak-kontrak pembangunan dan proyek-proyek penelitian yang disponsori oleh pemerintah. Siswanto (2007).

C.    Tujuan
Tujuan dari PERT secara umum adalah untuk menentukan waktu terpendek yang diperlukan untuk merampungkan proyek atau menentukan jalur kritis (Critical Path), yaitu jalur dalam jaringan yang membutuhkan waktu penyelesaian paling lama.
Adapun tujuan PERT secara khusus/rinci yaitu:
1. Mengurangi penundaan pekerjaan
2. Mengurangi gangguan
3. Mengurangi konflik produksi 4  

D.    Manfaat
 Manfaat CPM/PERT adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek.
2. Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan.
3. Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih baik untuk kelancaran proyek.
4. Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur kegiatan.
5. Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.

E.    Karakteristik
1. Karakteristik PERT
Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu karakteristik dasar PERT, yaitu sebuah jalur kritis dengan 6 diketahuinya jalur kritis ini maka suatu proyek dalam jangka waktu penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi.
2. Karakteristik Proyek
a. Kegiatannya dibatasi oleh waktu; sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan berakhirnya.
b. Dibatasi oleh biaya.
c. Dibatasi oleh kualitas.
d. Biasanya tidak berulang-ulang.

F.    Kelebihan dan kekurangan metode PERT
1. Kelebihan pada metode PERT, yaitu:
a. Berguna pada tingkat manajemen proyek.
b. Secara matematis tidak terlalu rumit.
c. Menampilkan secara grafis menggunakan jaringan untuk menunjukkan hubungan antar kegiatan.
d. Dapat ditunjukkan jalur kritis, jalur yang tidak ada slack nya atau halangan.
e. Dapat memantau kemajuan proyek.
f. Dapat diketahui waktu seluruh proyek akan diselesaikan.
g. Mengetahui apa saja kegiatan kritis yaitu kegiatan yang akan menunda proyek jika terlambat dikerjakan.
h. Apa kegiatan non-kritis : kegiatan yang boleh dikerjakan terlambat.
i. Mengetahui probalilitas proyek selesai pada waktu tertentu.
j. Mengetahui jumlah uang yang dibelanjakan sesuai rencana sesuai dengan proyek tersebut.
k. Efisiensi jumlah sumberdaya yang ada dapat menyelesaikan proyek tepat waktu.
2. Kekurangan pada metode PERT
a. Kegiatan proyek harus didefinisikan dengan jelas.
b. Hubungan antar kegiatan harus ditunjukkan dan dikaitkan.
c. Perkiraan waktu cenderung subyektif oleh perancang PERT. 7
d. Terlalu focus pada jalur kritis, jalur yang terlama dan tanpa hambatan.

G.    Metodologi dan Komponen-komponen PERT
1. Metodologi PERT
PERT merupakan metode yang digunakan dalam analisis network. Analisis network bertujuan untuk membantu dalam penjadwalan dan pengawasan kompleks yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Hal ini dilakukan agar perencanaan dan pengawasan semua kegiatan itu dapat dilakukan secara sistematis, sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja.
Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari beberapa titik (nodes) yang merepresentasikan kejadian (event). Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki arah) yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah proyek. Arah dari garis menunjukan suatu urutan pekerjaan. Ada dua pendekatan untuk menggambarkan jaringan proyek, yaitu:
a. Kegiatan pada titik (activity on node – AON) Pada AON, titik menunjukkan kegiatan.  
b. Kegiatan pada panah (activity on arrow – AOA) Pada AOA, panah menunjukkan aktivitas.
 AOA kadang-kadang memerlukan tambahan kegiatan dummy untuk memperjelas hubungan. Kegiatan dummy adalah kegiatan yang sebenarnya tidak nyata, sehingga tidak membutuhkan waktu dan sumberdaya. Dummy digambarkan dengan garis putus-putus dan diperlukan bila terdapat lebih dari satu kegiatan yang mulai dan selesai pada event yang sama. Kegunaan dari kegiatan dummy (semu) yaitu:
a. Untuk menunjukkan urutan pekerjaan yang lebih tepat bila suatu kegiatan tidak secara langsung tergantung pada suatu kegiatan lain.
b. Untuk menghindari network dimulai dan diakhiri oleh lebih dari satu peristiwa dan menghindari dua kejadian dihubungkan oleh lebih dari satu kegiatan.

2. Komponen-komponen dalam pembuatan PERT
Komponen-komponen dalam pembuatan PERT adalah :
a. Kegiatan (activity)
Suatu pekerjaan/tugas dimana penyelesaiannya memerlukan periode waktu, biaya, serta fasilitas tertentu. Kegiatan ini diberi simbol tanda panah.
b. Peristiwa (event)
Menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan. Peristiwa diberi simbol lingkaran (nodes) dan nomor, dimana nomor dimulai dari nomor kecil bagi peristiwa yang mendahuluinya. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan network PERT:
1) Sebelum suatu kegiatan dimulai, semua kegiatan yang mendahului harus sudah selesai dikerjakan.
2) Anak panah menunjukkan urutan dalam mengerjakan pekerjaan.
3) Nodes diberi nomor supaya tidak terjadi penomoran nodes yang sama.
4) Dua buah peristiwa hanya bisa dihubungkan oleh satu kegiatan (anak panah).
5) Network hanya dimulai dari suatu kejadian awal yang sebelumnya tidak ada pekerjaan yang mendahului dan network diakhiri oleh satu kejadian saja.
c. Waktu Kegiatan (activity time)
Activity time adalah kegiatan yang akan dilaksanakan dan berapa lama waktu penyelesaiannya. Ada 3 estimasi waktu yang digunakan dalam penyelesaian suatu kegiatan:
1) Waktu optimistik (a)
Waktu kegiatan yang dilaksanakan berjalan baik tidak ada hambatan.
2) Waktu realistik (m)
Waktu kegiatan yang dilaksanakan dalam kondisi normal dengan hambatan tertentu yang dapat diterima.
3) Waktu pesimistik (b)
Waktu kegiatan dilaksanakan terjadi hambatan lebih dari semestinya.




d. Taksiran Waktu Penyelesaian Kegiatan
Ketiga estimasi waktu kemudian digunakan untuk mendapatkan waktu kegiatan yang diharapkan (expected time) dengan rumus

PERT menggunakan varians kegiatan jalur kritis untuk membantu menentukan varians proyek keseluruhan. Varians proyek dihitung dengan menjumlahkan varians kegiatan kritis :

 e. Penjadwalan proyek
Untuk menentukan jadwal proyek, harus dihitung dua waktu awal dan akhir untuk setiap kegiatan. Adapun dua waktu awal dan dua waktu akhir yaitu:
1) Earliest Start (ES) : early start atau mulai terdahulu adalah waktu paling awal dimana suatu kegiatan sudah dapat dimulai, dengan asumsi semua kegiatan pendahulu atau semua kegiatan yang mengawalinya sudah selesai dikerjakan.
2) Earliest Finish (EF) : early finish atau selesai terdahulu adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat selesai.
3) Latest Start (LS) : latest start atau mulai terakhir adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek. Latest start menunjukkan waktu toleransi terakhir dimana suatu kegiatan harus mulai dilakukan.
4) Latest Finish (LF) : Latest Finish atau selesai terakhir adalah waktu toleransi terakhir suatu kegiatan harus dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian kegiatan berikutnya dan keseluruhanproyek.

Dalam menentukan jadwal proyek dapat menggunakan proses two-pass yang terdiri dari forward pass dan backward pass. ES dan EF ditentukan selama forward pass, sedangkan LS dan LF ditentukan selama backward pass.
1) Forward Pass
Forward pass digunakan untuk mengidentifikasi waktu-waktu terdahulu. Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, semua pendahulu 12 langsungnya harus diselesaikan. Jika suatu kegiatan hanya mempunyai satu pendahulu langsung, ES-nya sama dengan EF dari pendahulunya.
Jika suatu kegiatan mempunyai beberapa pendahulu langsung, ES-nya adalah nilai maksimum dari semua EF pendahulunya, dengan rumusan:
ES = Max (EF semua pendahulu langsung)
Waktu selesai terdahulu (EF) dari suatu kegiatan adalah jumlah dari waktu mulai terdahulu (ES) dan waktu kegiatannya, dengan rumusan:
EF = ES + waktu kegiatan
Meskipun forward pass memungkinkan untuk menentukan waktu penyelesaian proyek terdahulu, ia tidak mengidentifikasikan jalur kritis. Untuk mengidentifikasikan jalur kritis, perlu dilakukan backward pass untuk menentukan nilai LS dan LF untuk semua kegiatan.
2) Bakcward Pass
Backward Pass digunakan untuk menentukan waktu paling akhir yang masih dapat memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang telah dihasilkan dari perhitungan forward pass. Untuk setiap kegiatan, pertama-tama harus menentukan nilai LF-nya, diikuti dengan nilai LS. Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, seluruh pendahulu langsungnya harus diselesaikan.
Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi hanya satu kegiatan, LF-nya sama dengan LS dari kegiatan yang secara langsung mengikutinya. Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi lebih dari satu kegiatan, maka LF-nya adalah nilai minimum dari seluruh nilai LS dari kegiatan-kegiatan yang yang secara langsung mengikutinya
f. Jalur Kritis
Waktu penyelesaian rangkaian kegiatan-kegiatan di dalam sebuah proyek akan memberikan gambaran mengenai waktu penyelesaian proyek itu. Namun, karena sebuah proyek terdiri atas rangkaian kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, maka penentuan waktu penyelesaian sebuah proyek ditentukan oleh jalur kritis (critical path), yaitu jalur penyelesaian rangkaian kegiatan terpanjang. Waktu penyelesaian jalur ini akan menandai waktu penyelesaian proyek. Oleh karena itu, istilah jalur kritis juga mengisyaratkan bahwa perubahan waktu penyelesaian kegiatan-kegiatan pada jalur kritis akan mempengaruhi waktu penyelesaian proyek. Pada network proyek, dapat ditemukan float/slack yaitu sisa waktu atau waktu mundur aktivitas, sama dengan LS-ES atau LF-EF. Float/slack memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan kerja. Slack time akan selalu muncul pada rangkaian kegiatan yang bukan merupakan jalur kritis, dan tidak akan pernah muncul pada jalur kritis.
Slack time menjadi perhatian manajemen karena slack time akan menjadi sumber daya yang bisa digunakan dan sumber penghematan yang mungkin dilakukan oleh manajemen. Ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam praktek, atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan, dan tenaga kerja.
Slack terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Total float/slack (S) 15
Jumlah waktu di mana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan.
2) Free float/slack (SF)
Jumlah waktu di mana penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain atau saat paling cepat terjadinya event lain pada network.


Gambar Analogi diagram PERT

Dari gambar 1 dapat diamati bahwa setiap arah panah akan menunjukan suatu urutan pengerjaan. Seperti pekerjaan 1 dilakukan terlebih dahulu (start), kemudian bisa dilanjutkan oleh pekerjaan 2, 3, 4, setelah itu pekerjaan 5,6. Titik 7 adalah titik finish dimana pekerjaan terakhir dilakukan dan merupakan akhir dari sebuah proyek. Selain menunjukkan suatu urutan pengerjaan diagram PERT juga menunjukan suatu keterikatan antar pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan. Keterikatan itu dapat dilihat dengan contoh pekerjaan 2, 3, 4 hanya dapat dilakukan jika pekerjaan 1 sudah selesai dilakukan. 
Sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain disebut juga sebagai pekerjaan pararel (pararel taskatau concurrent task). Selain itu terdapat juga sebuah aktivitas yang diwakili oleh garis putus-putus yang disebut dengan dummy activities. Dari sebuah diagram PERT dapat digunakan untuk mengetahui suatu urutan aktivitas kritis atau aktivitas yang harus dilakukan sebagai prioritas utama (critical path), penjadwalan dengan aktivitas lain, dan jumlah pekerja yang dibutuhkan.



H.    Teknik Memperpendek Jadwal Proyek
Proyek adalah serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya yang tersedia dan bertujuan untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan. Penjadwalan proyek adalah rencana pengurutan kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sasaran khusus dengan saat penyelesaian yang jelas.
Setiap aktivitas dalam proyek, pada dasarnya dituntut agar mampu menggunakan waktu secara efektif dan efisien dengan hasil yang berkualitas. Untuk itu digunakan analisis dengan metode PERT (Program Evaluation and Review Technique). PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada di dalam suatu proyek.
a. Metode Menggunakan Model Optimasi
Pada percepatan PERT menggunakan model optimasi sasarannya yaitu pada probabilitas yang dihasilkan. Pada tahap ini diasumsikan biaya yang dikeluarkan adalah biaya percepatan secara keseluruhan. Sedangkan biaya pada hasil optimasi hanya sebagai nilai untuk mencari probabilitas yang dimaksud.
Percepatan waktu pada proyek dengan metode PERT merupakan percepatan secara probabilitas. Dengan mengalokasikan sejumlah biaya tambahan pada jalur kritis, diharapkan dapat mempercepat waktu penyelesaian proyek beberapa hari. Untuk itu digunakan model matematika yang akan 16 dibentuk dari distribusi probabilitas normal. Dalam kaitannya digunakan distribusi probabilitas standar.




I.    LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN PERENCANAAN DENGAN PERT
Dalam melakukan perencanaan dengan PERT dibutuhkan beberapa langkah, yaitu:
1.     Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone)
Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi.

2.     Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan.
Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk setiap pekerjaan.

3.     Membuat suatu diagram jaringan (network diagram).
Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat dibuat. Diagram akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan berurutan(serial) atau secara bersamaan (pararell). Pada diagram PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol lingkaran dan titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah.

4.     Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.

Dalam menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal jam, hari, minggu, bulan, dan tahun.

5.     Menetapkan suatu jalur kritis (critical path).

Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. Dalam setiap urutan pekerjaan terdapat suatu penanda waktu yang dapat membantu dalam menetapkan jalur kritis, yaitu :
·         ES – Early Start
·         EF – Early Finish
·         LS – Latest Start
·         LF – Latest Finish
Dengan menggunakan empat komponen penanda waktu tersebut bisa didapatkan suatu jalur kritis sesuai dengan diagram.
6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek.
Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai dengan diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah diagram PERT mungkin bisa digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.







baak.gunadarma.ac.id
studentsite.gunadarma.ac.id



2 komentar:

  1. Moshi Moshi

    Anda telah ditolak oleh bank Anda atau lainnya keuangan
    lembaga, tidak khawatir lagi karena

    perusahaan ini, kami memberikan pinjaman sebesar 3% bagi pelanggan kami yang bersedia
    untuk membayar lebih dalam beberapa tahun ke depan ..
    yang Anda tertarik mengajukan kredit apapun, tercantum di bawah ini, silakan kirim
    email ke: alverydesjohnsonloanfirm@gmail.com
    Kami menawarkan jenis berikut pinjaman;
    * Kredit ..
    * Pinjaman Pribadi ..
    * Pinjaman Bisnis ..
    * Kredit Investasi ..
    * Pinjaman Pembangunan ..
    * Pinjaman Pembelian ..
    * Pinjaman Konstruksi ..
    * Pinjaman untuk membeli mobil ..
    * Pinjaman Konsolidasi Utang ..
    * Pinjaman International ..
    * Siswa Pinjaman dan banyak lagi tanpa penundaan ....
    Terapkan dan menerima pinjaman dalam waktu 48 jam .. Don t lewatkan !!
    Kami menunggu surat Anda ......

    Catatan semua menanggapi: alverydesjohnsonloanfirm@gmail.com
    Mr Alvery

    BalasHapus
  2. Halo, nama saya Mia Mulyadi. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa lender online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800.000.000 (800 JUTA ) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah i diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com.
    Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.

    BalasHapus