Kamis, 01 Januari 2015

Tugas 3 Etika Bisnis (Iklan dalam Etika dan Estetika)

JURNAL

Etika Bisnis

Etika dan Estetika dalam Iklan Klinik Tong Fang



NAMA       : KUNTHI RATU
NPM           : 14211035
KELAS       : 4EA17



UNIVERSITAS GUNADARMA
2014





ABSTRAK

Kunthi Ratu Jimat, 14211035

ETIKA DAN ESTETIKA DALAM IKLAN KLINIK TON FANG

JURNAL. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2014

Kata Kunci : Etika, Estetika, Promosi, Iklan, TCM, Klinik Tong Fang  

Perkembangan dunia pengobatan alternative kini sangat pesat, muncul banyak sekali klinik yang menawarkan pengobatan alternatif. Rumah sakit dan dokter dirasa kurang cukup untuk dapat mengatasi penyakit yang diderita oleh kebanyakan orang di Indonesia, dilain hal adalah biaya yang sangat tinggi.

Klinik Tong Fang adalah sebuah klinik pengobatan TCM atau Traditional Chinese Medicine yang berlokasi di Kelapa Gading yang didirikan sejak tahun 2010. Pada tahun 2012 klinik ini pernah menayangkan iklannya di berbagai stasiun televisi di Indonesia kemudian iklan ini tidak ditayangkan lagi karena telah ditegur oleh KPI dan juga merusak profesi dokter.






BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Pada zaman sekarang banyak sekali masyarakat yang menderita berbagai macam penyakit, baik penyakit ringan maupun penyakit berat. Penyakit tersebut juga ada yang dapat sembuh total, ada yang tidak. Begitu banyak orang yang menghabiskan uangnya untuk berobat, namun tidak juga kunjung sembuh. Perkembangan medis yang semakin pesat dirasa kurang dapat memberikan solusi terhadap penyakit mereka. Biaya rawat inap yang tinggi dan obat yang begitu mahal membuat kebanyakan orang tidak dapat meneruskan pengobatan. Di lain hal, ada suatu teknik pengobatan alternative yang menwarkan kesembuhan dengan biaya yang lebih murah.
Ini akan sangat menggiurkan bagi masyarakat yang ingin menyembuhkan penyakitnya. Dengan tenaga dokter tidak kunjung sembuh atau obat yang begitu mahal, membuat masyarakat beralih kepengobatan tradisional. Khususnya masyarakat Indonesia yang masih sangat percaya tentang khasiat pengobatan alternative disbanding dengan dokte dengan alat-alat medisnya.
Negara yang terkenal dengan pengobatan altenatif yang mujarab adalah Cina. Di Indonesia banyak sekali warga Cina atau keturunan Cina yang menetap. Ini membuat semakin berkembangnya metode pengobatan dari Cina di Indonesia. Maka muncullah tempat pengobatan alternative seperti Klinik Tong Fang.
Promosi besar-besaran dilakukan oleh klinik tersebut demi mendapatkan pasien yang banyak. Tidak jarang iklan di televise yang menanyangkan klinik tersebut. Namun apakah iklan tersebut sudah baik dan efektif?
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membuat penulisan dengan judul “Etika dan Estetika dalam Iklan Klinik Tong Fang”.


1.2              Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
a.       Apakah iklan klinik Tong Fang sudah sesuai dengan aturan periklanan?
b.      Dampak apa yang ditimbulkan oleh iklan Klinik Tong Fang terhadap klinik tersebut?
c.       Dampak apa yang ditimbulkan oleh iklan Klinik Tong Fang terhadap masyarakat?

1.3              Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pelanggaran periklanan oleh Klinik Ton Fang.
2.      Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh iklan Klinik Tong Fang terhadap klinik tersebut.
3.      Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh iklan Klinik Tong Fang terhadap masyarakat.

1.4              Batasan Masalah
Dalam penulisan kali ini, penulis membatasi masalah yaitu pada Klinik Tong Fang

1.5              Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mencari dan sekunder dari internet dan studi kepustakaan.







BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Kerangka Teori
2.1.1    Marketing Mix
Menurut Philip Kotler (2009 :101) menyatakan bahwa Marketing Mix merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaranya di pasar sasaran.
Mc Carthy dalam Kotler dan Keller (2009:63) mengklasifikasikan Marketing Mix menjadi empat besar kelompok yang disebut dengan 4P tentang pemasaran yaitu Product (produk), Price (harga), Place (tempat) dan Promotion (promosi).

2.1.2    Strategi Promosi
Menurut Kotler  (2000:91), strategi adalah “Suatu rencana permainan untuk mencapai sasaran yang dinginkan dari suatu unit bisnis”.
Menurut Swastha dan Irawan (2008: 349):  Promosi adalah “arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.
Strategi promosi menurut Moekijat (2000 : 443) : “strategi promosi adalah kegiatan perusahaan untuk mendorong penjualan dengan mengarahkan komunikasi-komunikasi yang meyakinkan kepada para pembeli.”

2.1.3    Promotional Mix
Di dalam pemasaran produk terdapat beberapa strategi  promosi yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan. Kegiatan ini merupakan variabel – variabel strategipromosi yang disebut dengan bauran promosi (promotional mix)
Menurut Kotler & Armstrong (2002:656) variabel-variabel yang ada di dalampromotional mix ada lima, yaitu:
a.   Periklanan (advertising)
Segala  biaya  yang  harus  dikeluarkan  sponsor  untuk  melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau
jasa.
b. Penjualan Personal (personal selling)
Presentasi  pribadi  oleh  para  wiraniaga  perusahaan  dalam  rangka mensukseskan   penjualan   dan   membangun   hubungan   dengan pelanggan.
c. Promosi penjualan (sales promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.
d. Hubungan masyarakat (public relation)
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperolehdukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan.
e. Pemasaran langsung (direct marketing)
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung.

2.1.4    Periklanan
2.1.4.1 Pengertian Periklanan
“Periklanan adalah komunikasi non pribadi melalui bermacam-macam media yang dibayar oleh sebuah perusahaan bisnis atau organisasi nirlaba atau individu yang dalam berbagai cara teridentifikasi dalam pesan periklanan dan berharap menginformasikan atau membujuk anggota-anggota dari pemirsa tertentu.” (Henry Simamora, 2000: 756).
Periklanan terfokus pada media massa seperti surat kabar, televisi, radio dan papan iklan. Periklanan menawarkan keunggulan signifikan diatas teknik promosional lainnya. Periklanan dapat menjangkau beribu-ribu pemirsa. Meskipun orang sering kaget saat mendengar harga iklan yang bernilai ratusan ribu rupiah per detik tayangan, tetapi sebenarnya dapat dibayangkan berapa jumlah pemirsa yang sanggup dijangkau lewat iklan tersebut.

Banyak konsumen yang menaruh kadar prestis kepada media massa yang digunakan dalam periklanan. Merupakan kenyataan sederhana bahwa sebuah produk yang di iklankan secara nasional dapat mengukur citra produk tersebut.
Inti dari periklanan itu sendiri merupakan suatu alat yang digunakan oleh pembeli/ penjual, setiap orang termasuk lembaga non laba atau dengan kata lain, periklanan dapat dipandang sebagai kegiatan pemasaran kepada suatu kelompok masyarakat baik secara lisan maupun dengan penglihatan suatu produk, jasa atau ide.

2.1.4.2 Fungsi Periklanan
Seiring pertumbuhan ekonomi iklan menjadi sangat penting karena konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari produk yang dibelinya.
Menurut Terence A. Shimp (2003), secara umum periklanan mempunyai fungsi komunikasi yang paling penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya yaitu:
1.      Informing (memberi informasi) membuat konsumen sadar (aware) akan merek-merek baru, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. 
2.      Persuading (mempersuasi) iklan yang efektif akan mampu mempersuasi(membujuk) pelanggan untuk mencoba produk atau jasa yang diiklankan. 
3.      Reminding (mengingatkan) iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya. 
4.      Adding Value (memberikan nilai tambah) Periklanan memberikan nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, bergaya, bergengsi dan lebih unggul dari tawaran pesaing. 
5.      Assisting (mendampingi) peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. Sebagai contoh, periklanan mungkin digunakan sebagai alat komunikasi untuk meluncurkan promosi-promosi penjualan seperti kupon-kupon dan undian. Peran penting lain dari periklanan adalah membantu perwakilan dari perusahaan





BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1       Objek Penelitian
            Objek penelitian dalam penulisan ini adalah Klinik Tong Fang.

3.2       Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang sudah ada, yaitu dalam penulisan ini diambil dari internet, dan studi kepustakaan.







BAB IV
PEMBAHASAN

4.1       Profil Perusahaan

Description: Sudah 5 TV kena tegur KPI gara-gara iklan Tong Fang

Klinik Tong Fang adalah sebuah klinik pengobatan TCM atau Traditional Chinese Medicine yang berlokasi di Kelapa Gading yang didirikan sejak tahun 2010. Pada tahun 2012 klinik ini pernah menayangkan iklannya di berbagai stasiun televisi di Indonesia kemudian iklan ini tidak ditayangkan lagi karena telah ditegur oleh KPI dan juga merusak profesi dokter.

4.2       Teknik Pengobatan
Klinik ini menggunakan sistem pengobatan TCM yang merupakan cabang dari RS. Tong Fang yang berada di RRC dengan menggunakan metode ramuan herbal dari RRC yang ditempelkan di titik akupuntur atau meridian untuk membunuh sel kanker dan setelah berberapa hari racun keluar dari telapak kaki dan minuman ramuan herbal khas racikan klinik untuk meningkatkan kekebalan tubuh sehingga dapat meringankan penyakit seperti kanker, diabetes, dan gagal ginjal, tetapi harganya terbilang cukup mahal. Menggunakan teknik perabaan, penciuman, pemeriksaan detak jantung, dan wawancara bersama shinshe ternama dari RRC.


4.5       Kasus
4.5.1    Melanggar Perundangan Periklanan
TEMPO.CO, Jakarta - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara telah memberi sanksi pada Klinik Tong Fang terkait iklannya. Iklan klinik pengobatan alternatif yang berada di Kelapa Gading itu dinilai menyalahi perundangan. "Kami sudah memanggil dan memeriksa yang bersangkutan," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Bambang Suheri, Selasa, 14 Agustus 2012.
Menurut dia, dari segi pendirian klinik, metode praktek dan bahan baku obat, Klinik Tong Fang memang telah mengantongi izin. "Jadi, yang bermasalah hanya periklanannya saja," ujarnya. Iklan Klinik Tong Fang yang selama ini beredar, kata Bambang, telah menyalahi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1787/Menkes/Per/XII/2010 tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan serta Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 386/Men.Kes/SK/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Tradisional.
"Kira-kira sebulan lalu sudah kita panggil, sudah diklarifikasi dan sudah dilakukan perubahan," ujarnya. Ia menambahkan, "Dulu, kan, ada kalimat-kalimat testimoni yang berlebihan seperti memuja-muja klinik tersebut. Sekarang iklan yang itu sudah tidak ada." Begitu pula penggunaan kata dokter sebagai tenaga kesehatan di klinik tersebut telah dihilangkan dalam iklan yang beredar. 
Menurut Bambang, ada sejumlah pengobatan tradisional lainnya yang membuat iklan serupa dengan Tong Fang di wilayah lain. Untuk itu, ia sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menindaklanjutinya. "Tapi, menurut KPI, mereka tidak bisa berbuat apa-apa jika tidak ada laporan dari masyarakat yang komplain," katanya.

4.5.2    Laporkan ke Dinkes jika Obat tidak Mujarab
Dinas Kesehatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta mendorong masyarakat, yang merasa dirugikan oleh maraknya iklan klinik tradisional, untuk membuat  laporan resmi.
 "Yang mau mengadu silahkan kirimkan aduan tertulis ke Dinkes, nanti akan kami tindak lanjuti," kata Kepala Dinkes DKI Jakarta, Dien Emawati, Rabu  (15/08)


Dien mengatakan jika ada masyarakat yang merasa dirugikan, dan merasa kesehatannya terancam dengan berobat ke klinik tradisional, seperti klinik Tong Fang, maka hal itu sangat dimungkinkan untuk diproses secara legal.Sejauh ini, menurut Dien, belum ada laporan secara resmi kepada Dinkes, yang mengeluhkan layanan kesehatan yang diberikan oleh klinik-klinik  tersebut.
Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia, Nina Muthmainah, mengatakan KPI menerima banyak aduan mengenai klinik-klinik tradisional tersebut, baik dari pasien maupun dokter. Namun menurut Nina KPI tidak berwenang menindaklanjuti masalah di luar penayangan iklan.
Belakangan ini klinik-klinik tradisional ramai dibicarakan, karena iklan-iklannya yang dianggap meresahkan dan memberi ekspektasi yang tidak masuk akal. Kemenkes mengatakan iklan-iklan tersebut telah melanggar peraturan Menteri Kesehatan No1787 tahun 2010 mengenai tata tertib iklan layanan masyarakat.






BAB V
PENUTUP

5.1       Kesimpulan
            Dari hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Iklan Klinik Tong Fang yang selama ini beredar, telah menyalahi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1787/Menkes/Per/XII/2010 tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan serta Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 386/Men.Kes/SK/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Tradisional.
2.      Dampak yang ditimbulkan oleh iklan Klinik Tong Fang terhadap klinik tersebut, yaitu diberi surat panggilan dan diperiksa oleh KPI.
3.      Dampak yang ditimbulkan oleh iklan Klinik Tong Fang terhadap masyarakat, yaitu dianggap meresahkan dan memberi ekspektasi yang tidak masuk akal.
5.2       Saran
            Berdasarkan kesimpulan yang didapat, penulis memberikan saran :
1.      Sebaiknya Klinik Ton Fang membuat iklan yang tidak menyalahi aturan periklanan.
2.      Sebaiknya Klinik Tong fang tidak membuat kesan ekspektasi yang tidak masuk akal dalam iklannya agar tidak dicap sebagai penipu.
3.      Sebelum iklan ditayangkan, KPI harus lebih memperketat perizinan penayangan iklan agar tidak terjadi hal seperti ini lagi.






DAFTAR PUSTAKA
Philip Kotler & Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen pemasaran, Edisi 13 Jilid 1. Jakarta.
Philip Kotler & Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen pemasaran, Edisi 13 Jilid 2. Jakarta
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/02/pengertian-dan-fungsi-periklanan.html
https://asyachroni.wordpress.com/tag/philip-kotler/
http://blogger-viens.blogspot.com/2013/01/strategi-promosi.html
http://www.beritasatu.com/nusantara/66352-laporkan-tong-fang-ke-dinkes-jika-tidak mujarab.html
http://www.tempo.co/read/news/2012/08/14/214423358/Gara-Gara-Iklan-Klinik-Tong-Fang-Dapat-Sanksi
http://id.wikipedia.org/wiki/Klinik_Tong_Fang










gunadarma.ac.id
studentsite.gunadarma.ac.id
baak.gunadarma.ac.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar