Jumat, 18 Oktober 2013

Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen




Keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk merupakan saat yang penting bagi pemasar. Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran telah cukup bijaksana, berwawasan luas dan efektif atau apakah kurang baik direncanakan atau keliru menetapkan sasaran. Keputusan merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih.

1. Model Proses Pengambilan Keputusan

Dibawah ini ada beberapa contoh Model Proses Pengambilan Keputusan, yaitu:

a. Menurut Quade

- Model Kuantitatif
adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti (dalam hal ini adalah model matematika).
- Model Kuantitatif
didasarkan oleh asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan cirinya digambarka dari asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.

b. menurut Robert D. Spech

- Model Matematika
menggunakan teknik seperti misalnya linear programming, teori jaringan kerja, dan sebagainya. dapat digunakan komputer atau kalkulator sebagai alat perhitungan saja bukan sebagai simulator.
- Model Simulasi Komputer
merupakan tiruan dari kasus sesungguhnya. Ada yang dibuat dengan peralatan dan ukuran yang sama persis dengan yang sesungguhnya misalnya, cockpit pesawat untuk latihan pilot.
- Model Permainan Operasional
manusia dijadikan sebagai objek yang harus mengambil keputusan. Informasi diperoleh melalui komputer atau video game yang menyajikan masalanya.
- Model Verbal
berdasarkan analogi yang kemudian dibuat dalilnya lalu diterapkan untuk menyimpulkan dan mengambil keputusan yang non kuantitatif.
- Model Fisik
serangkaian keputusan dalam program pembangunan dan pengembangan yang cukup kompleks. Misalnya model dalam rangka pembuatan bangunan dan tata kota.

b. Model Ekonomi
berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal untuk memperoleh keuntungan maksimum.

c. Model Manusia Administrasi
lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan

d. Model Manusia Mobicentrik
dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan.

e. Model Manusia Organisasi
dikemukakan oleh W. F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifar setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan.

f. Model Pengusaha Baru
dikemukakan oleh Wright Mills, menekankan pada sifat kompetitif.

g. Model Sosial
dikemukakakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situasi dibawah sadar.

h. Menurut Fisher

- Model Preskriptif
pemberian resep perbaikan, menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan berdasarkan pada proses ideal.
- Model Deskriptif
menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu berdasarkan pada realitas observasi.


2. Tipe-Tipe Proses Pengambilan Keputusan

a. Keputusan Terprogram atau Keputusan Terstruktur
keputusan yang berulang-ulang dan rutin sehingga dapat diprogram. Keputusan ini terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.
Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang dan lain-lain.

b. Keputusan Setengah Terprogram atau Setengah Terstruktur
keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci.
Contoh: Keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.

c. Keputusan Tidak Terprogram atau Tidak Terstruktur
keputusan ini tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.Informasi pengambilan keputusan tidak terstruktur, tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia serta biasanya berasal dari lingkungan luar. 


3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah

a. Trial and Error
Coba dan Salah. metode yang paling rendah tingkatannya, dilakukan oleh orang yang belum pernah mengalami atau mengenal dan belum tau sama sekali. Dalam keperawatan ini sangat berbahaya dan tidak boleh dianjurkan.

b. Intuisi
penyelesaian masalah dengan intuisi atau nalurui/bisikan hati. Penyelesaian dengan cara ini kurang dianjurkan dalam metode ilmiah, karena tidak mempunyai dasar ilmiah. Terkadang metode ini dapat memberikan jalan keluar bila intuisi ini berdasarkan analisis atau pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki.

c. Nursing Process
merupakan suatu langkah penyelesaian masalah yang sitematis dan didukung oleh rasionalisai secara ilmiah meliputi ; pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk mengatasi masalah yang terjadi pada klien.

d. Scientifik Method/ Research Process
merupakan suatu penyelesaian masalah berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika dengan pendekatan yang sitematis.


4. Pembelian

Memahami pengambilan keputusan untuk pembelian ulang. Dimana sering kali konsumen menyesal telah membeli barang yang disebabkan "lapar mata" atau emosi dan tidak mempertimbangkan sebelum melakukan pembelian sehingga barang yang sudah dibeli tidak dipaka atau hanya menjadi timbunan yang tak berguna. Tentu kita tidak menginginkan hal demikian, untuk itu konsumen harus mengenali atau memahami bagaimana langkah pengambilan keputusan dalam pembelian.

Pengambilan keputusan konsumen memiliki 3 komponen yaitu:
- Masukan (input)
mempunyai berbagai pengaruh dari luar yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan produk.
Dalam hal ini, konsumen harus mencari informasi selengkapnya tentang produk tersebut sebagai bahan pertimbangan pembelian.
- Proses
berhubungan dengan cara konsumen mengambil keputusan. Tindakan pengambilan keputusan terdiri dari 3 tahap yaitu: a. pengenalan kebutuhan (dimana konsumen dianjurkan untuk lebih mengutamakan kebutuhan yang mendesak dibanding hanya kemauan sesaat), (b) Penelitian sebelum pembelian (dimana konsumen harus mencari informasi mengenai produk dan meneliti produk agar mendapat kualitas terbaik dengan harga yang efisien), (c) Penilaian berbagai alternatif (ini dilakukan apabila tidak mendapat brang yang diinginkan tapi telah mempunya berbagai alternatif sehingga tetap dapat terpuaskan).
- Keluaran (output) 
menyangkut dua kegiatan pasca pembelian yang berhubungan erat, yaitu perilaku pembelian dan penilaian pasca pembelian. Tujuan dari dua kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap pembeliannya.


5. Diagnosa Perilaku Konsumen

Dari yang telah dijelaskan diatas maka berikut terdapat pandangan dalam pengambilan keputusan konsumen, yaitu:
- Pandangan ekonomi
dalam pandangan ini konsumen dianggap sebagai pengambil keputusan yang rasional
Misalnya: Andi ingin membeli motor yang akan digunakan untuk ke kantor sehari-hari. Pekerjaannya adalah sebagai pengantar paket, karena itu ia lebih membutuhkan motor yang hemat bensin. Terdapat motor bebek, motor matic dan motor kopling. Dari ketiga motor tersebut, motor bebek-lah yang paling irit, maka Andi memutuskan membeli motor bebek.
- Pandangan Pasif
menggambarkan konsumen sebagai orang yang pada dasarnya tunduk pada kepentingan melayani diri dan usaha promosi para pemasar. Para konsumen dianggap sebagai pembeli yang menurutkan kata hati dan irasional.
Misalnya, Nina adalah wanita yang amat meperhatikan kecantikan dirinya. Sudah berbagai sabun kecantikan ia gunakan, sampai menumpuk di lemari dalam kamar mandinya. Suatu hari Nina melihat iklan sabun kecantikan di tv dengan bintang iklan yang sangat cantik putih langsing dan bersih. Iklan tersebut menyebutkan bahwa sabun itu dapat membuat wanita menjadi cantik bak bidadari, karena tergoda dengan iklan tersebut maka tanpa pikir panjang Nina langsung memutuskan untuk membeli.
- Pandagan Kognitif
menggambarkan konsumen berada diantara pandangan ekonomi dan pandangan pasif yang ekstrim, yang tidak memperoleh pengetahuan yang mutlak mengenai semua alternatif produk yang tersedia dan karena itu tidak dapat mengambil keputusan yang sempurna, namun secara aktif mencari informasi dan berusaha mengambil keputusan yang memuaskan.
Misalnya, Dian adalah seorang gadis yang beranjak dewasa, ia merasa bahwa kulitnya hitam dan kurang bersinar. Ia ingin sekali memutihkan kulitnya, kemudian ia mencari solusi untuk memutihkan kulitnya dari cara alami sampai dengan suntik putih. Suntik putih sangat berbahaya, hanya boleh dilakukan oleh dokter ahli saja, namun itu memakan biaya yang cukup mahal, oleh karena itu Dian mencari informasi tentang suntik putih yang murah, kemudian ia menemukan situs internet yang menjual cairan suntik putih beserta alat suntiknya. Dari segi harga tentu tidak semahal apabila dilakukan oleh dokter ahli, namun dari segi keamanan tentu tidak dianjurkan. Namun karna banyak testimonial yang ditampilkan  dalam situs itu mengenai produk tersebut yang katanya bagus dan aman, maka Dian memutuskan untuk membelinya juga. 
-Pandangan Emosional
mengambil keputusan yang emosional atau impulsive (menurutkan desakan hati)
Aldo melihat tetangganya membeli mobil dengan seri terbaru. Sebelumnya Aldo telah memiliki mobil namun sudah seri lama. Karena iri melihat tetangganya memiliki mobil yang lebih bagus dengan teknologi lebih canggih, maka ia memutuskan untuk membeli mobil serupa.


Kesimpulan:
Konsumen memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi perilaku konsumen yang menyebabkan terbentuknya variasi pengambilan keputusan konsumen yang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun luar.





  • Tidak ada komentar:

    Posting Komentar