Sabtu, 01 November 2014

Tulisan 3 Etika Bisnis


LATIHAN 2 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


1.      Apa yang dimaksud dengan model pengambilan keputusan?
Jawab:
Pengertian model pengambilan keputusan, yaitu:
Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan  suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar.
Dalam analisis pengambilan keputusan ternyata semuanya menggunakan model paling tidak secara implisit.
Menurut Olaf Helmer, semua model itu mempunyai aspek – aspek tertentu, masing – masing adalah idealisasi/abstraksi dai bagian dunia nyata atau dengan kata yang lebih tepat adalah imitasi dari kenyataan.

2.      Apa pentingnya model terhadap pengambilan keputusan? Jelaskan!
Jawab:
Pentingnya model terhadap pengambilan keputusan, yaitu:
a.       Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan/diselesaikan itu.
b.      Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu.
c.       Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan - hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.
d.      Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.

3.      Sebutkan dan jelaskan beberapa model pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh:
a.      Quade
b.      Robert D. Speech
c.       Gullet dan Hicks
Jawab:
a.      Quade
Quade membedakan model kedalam dua tipe, yaitu:
1.      Model Kuantitatif
Model kuantitatif adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi bagi komputer, yang berupa program-program untuk komputer.
Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi - asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi - asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau intuisi mengenai proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya.

2.      Model Kualitatif
Model kualitatif didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.

b.      Robert D. Speech
Robert D. Speech mengelompokan model kedalam 5 kategori, yaitu:
1.      Model Matematika
Model matematika adalah model yang menggunakan teknik seperti misalnya linear programming, teori jaringan kerja, dan sebagainya. Komputer dapat digunakan begitu pula dengan kalkulator yang dapat digunakan sebagai alat perhitungan saja bukan sebagai simulator.

2.      Model Simulasi Komputer
Model simulasi computer merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya. Ada yang dibuat dengan peralatan dan ukuran yang sama persis dengan yang sesungguhnya.



3.      Model Permainan Operasional
Dalam model ini manusia dijadikan objek yang harus mengambil keputusan. Informasi diperoleh dari komputer atau video game yang menyajikan masalahnya. Misalnya seperti pada permainan perang-perangan (war games),video memberikan informasi dan menyajikan masalah yang berupa datangnya musuh yang akan menyerang kita dengan macam-macam cara penyerangan. Kita diminta mempertahankan diri dan menghancurkan musuh dengan peralatan yang telah disediakan pada video games tersebut.

4.      Model Verbal
Model verbal adalah model pengambilan keputusan berdasarkan analogi yang lebih bersifat bukan kuantitatif. Dari analog itu kemudian dibuat dalilnya yang kemudian diterapkan untuk menyimpulkan dan mengambil keputusan yang nonkuantitatif.      
Anthony Down memberikan contoh model verbal yang berupa atau menyangkut birokrasi. Down memandang birokrasi sebagai organisasi yang memiliki 4 ciri, yaitu:
                                                        i.            Birokrasi mempunyai lingkungan yang cukup luas dimana peringkat tertinggi hanya mengetahui kurang dari setengah dari seluruh anggotanya secara pribadi. Ini berarti bahwa birokrasi itu menghadapi masalah administratif substansial.         
                                                      ii.            Bagian terbesar dari anggotanya adalah karyawan penuh yang sangat menggantungkan dari pada kesempatan kerja dan gajinya pada organisasi itu. Ini berarti bahwa pada anggotanya sangat terikat pada pekerjaannya.
                                                    iii.            Upahnya, kenaikan pangkatnya, dan sebagainya itu sangat tergantung pada prestasinya dalam organisasi itu atau ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh organisasi tersebut.
                                                    iv.             Sebagian besar dari hasil itu secara tidak langsung dinilai dalam pasaran. Prestasi kerja para anggota atau karyawan secara tidak langsung juga ikut menentukan pasaran hasil organisasinya/perusahaannya.
Dengan demikian, maka faktor intern (fungsi) dan faktor ekstern (lingkungan) ikut berperan dan oleh karena itu perlu mendapat perhatian. Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan, maka analogi terhadap berlakunya dalil dan faktor-faktor tersebut harus juga menjadi bahan pertimbangan.

5.      Model fisik
Dalam menjalankan kebijakan pemerintah model fisik ini tidak begitu penting untuk dianalisis. Model ini misalnya model dalam rangka pembuatan bangunan atau tata kota. Dalam model pengambilan bangunan misalnya berlaku model perencanaan jaringan kerja atau model PERT dan yang sejenisnya. Model ini merupakan serangkaian keputusan dalam program pembangunan dan pengembangan yang cukup kompleks. Bagian-bagian mana yang dapat dilakukan secara serentak, dalam arti tidak usah berurutan dan bagian-bagian mana yang mengerjakan bagian berikutnya. Ini lebih merupakan tugas dan pengambilan keputusan seorang insinyur daripada policy maker.

c.       Gullet & Hicks
Gullet & Hicks mengklasifikasikan model pengambilan keputusan menjadi 6, yaitu:
1.      Model Probabilitas
Umumnya model-model keputusannya merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan member hasil tertentu (the concept of probability and expected value). Adapun yang dimaksud dengan probabilitas adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu (the chance of particular event occuring). Demikian juga halnya dengan probabilitas statistic atau proporsi statistic dikembangkan melalui pengamatan langsung terhadap populasi atau melalui sampel dari populasi tersebut.
Banyak kemungkinan dalam rangka pengambilan keputusan dalam organisasi, yang semuanya bertujuan mendapatkan sesuatu yang diharapkan masa mendatang, misalnya agar nantinya dapat menanggulangi terhadap kesulitan-kesulitan dalam masa resesi,  untuk dapat menaikkan tingkatan pendapatan masyarakat, lain sebagainya.

2.      Konsep tentang Nilai - Nilai Harapan (The Concept of Expected Value)
Konsep ini dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambilnya nanti menyangkut kemungkinan - kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi dan kondisi yang akan datang. Adapun nilai yang diharapkan dari setiap peristiwa yang terjadi merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa itu dikalikan dengan nilai kondisional. Sedangkan nilai kondisionalnya adalah nilai dimana terjadinya peristiwa yang diharapkan masih diragukan.

3.      Model Matriks
Model matriks merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan.

4.      Model Pohon Keputusan (Decision Tree Model)
Suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah - masalah yang dihadapinya kedalam komponen - komponen, kemudian dibuatkannya alternatif - alternatif pemecahan beserta konsekuensi masing-masing.
Pohon keputusan dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam proyek yang sedang ditangani. 

5.      Model kurva Indiferen (Kurva Tak Acuh)
Kurva berbentuk garis dimana titik yang berada pada garis kurva tersebut mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang sama.
Kurva Indiferen mempunyai 4 ciri penting , yaitu :
                                                        i.            Kurva indiferen membentuk lereng yang negatif. Kemiringan yang ngatif menunjukkan fakta atau asumsi bahwa satu dapat diganti dengan komoditas lain sehingga konsumen mempunyai tingkat kepuasan yang tetap sama.
                                                      ii.            Jika ada dua kurva indiferen dalam suatu keadaan atau lingkupan maka keduanya tidak akan saling berpotongan.
                                                    iii.            Hasil yang diperoleh dari asumsi ialah bahwa kurva indiferen ditarik melalui setiap titik sehingga membentuk gari kurva.
                                                    iv.            Kurva indiferen dibutuhkan bagi pengorbanaan tertentu untuk mendapatkan kepuasan  yang optimal.

6.      Model Simulasi Komputer
Pengambilan keputusan diperlukan rancangan bangun (design) yang biasanya menggunakan komputer yang mampu menirukan  apa-apa yang dilakukan organisasi.


baak.gunadarma.ac.id
studentsite.gunadarma.ac.id



Tidak ada komentar:

Posting Komentar